Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Percepat Kemajuan Desa, Menteri Eko Rayakan HUT RI di Perbatasan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Rabu, 17 Agustus 2016, 20:57 WIB
Percepat Kemajuan Desa, Menteri Eko Rayakan HUT RI di Perbatasan
Menteri Eko (berjas hitam) bersama masyarakat Belu/Net
rmol news logo Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Sandjojo memimpin upacara Peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI ke-71 di lapangan kantor Desa Fohoeka, Kecamatan Nanet Duabesi, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, (Rabu, 17/8). Jarak desa ini dengan negara tetangga Timor Leste tak lebih dari 3 Km.

Selepas upacara, Menteri Eko berbaur dengan masyarakat dan ikut mengikuti lomba yang disenggelarakan mulai dari tari-tarian hingga lomba tarik tambang.

Kehadiran Menteri disambut antusias oleh masyarakat, Mama Petronella (47) misalnya. Warga Dusun Fatoleno ini bersama empat anaknya yang masih sekolah harus berjalan 3 Km naik turun bukit bebatuan menuju lapangan kantor Desa Fohoeka tersebut.

"Baru ini saya melihat menteri. Kami merasa senang karena banyak program dari negara yang ada sekarang. Suami saya tinggal di Timor Lesti, sudah tidak pulang selama 4 tahun," tutur Mama Petronella.

Wilayah yang berbukit dan tandus ini merupakan tantangan berat bagi masyarakat berpenduduk 657 jiwa ini. Mama Petronella adalah salah satu warga yang sehari-hari bertani. Komoditas yang ditanam bermacam-macam, ada jagung, ubi, juga tomat dan aneka buah-buahan. Pada musim hujan, mereka juga mencari madu lebah.

Hasil pertanian ini dijual ke Pasar Atambua yang ditempuh dalam waktu  2 jam perjalanan menggunakan mobil truk penumpang atau puck up yang lewat kampung dua kali dalam sehari.

"Sekali jalan ongkosnya Rp60.000 PP. Kalau jualan hasil kebun seminggu sekali dapat sekitar Rp200.000 - Rp500.000. Tapi kadang juga dapat Rp50.000 bahkan kadang tidak dapat jual sehingga habis buat ongkos," tuturnya.

Kendati hudup dalam kondisi sulit, Mama Petronella dan warga lainnya mengaku bahagia dalam NKRI. Terlebih saat ini perhatian pemerintah sangat banyak mereka rasakan. Sekolah gratis dari SD sampai SMP, sedangkan SMA bayar Rp60.000 sebulan.

"Ini tidak ada di Timor Leste. Makanya anak-anak saya tak ada yang ikut ayahnya di sana. Anak harus sekolah," ujarnya.

Sementara Menteri Eko mengakui betapa tangguhnya masyarakat di Kabupaten Belu. Karena itu, usai memimpin upacara, Mendes Eko langsung menyapa warga sekaligus menularkan semangat bahwa semua masyarakat desa, terutama di Belu harus sama-sama keluar dari kondisi sulit.

Masalah kesulitan air, transportasi, dan ekonomi masyarakat harus terus tumbuh. "Nanaet adalah wilayah perbatasan, dan jelas komitmen pemerintahan Presiden Jokowi memprioritaskan pembangunan desa perbatasan. Segera ekonomi desa ini harus maju," tandasnya.

Banyak program Kementerian Desa bisa masuk ke desa-desa di Belu. Dana Desa juga harus dimanfaatkan untuk mempercepat kebutuhan desa, terutama dalam memajukan ekonomi desa. Langkah kongkrit yang dijalankan, misalnya membangun sumber air untuk menunjang pertanian.

"Setelah air, maka pertanian harus digeber dengan komoditas unggulan yang berskala besar. Kelola dengan baik karena dana desa akan meningkat terus dari tahun ke tahun," tandas Mendes Eko. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA