Menurutnya, keluarga memilikli peran sebagai benteng dalam upaya menyelamatkan generasi bangsa dari tindak penyalahgunaan napza.
Saat ini, para pengedar narkoba sudah menggunakan modus baru dengan menyasar pengguna sangat belia, yaitu di taman kanak-kanak dan Sekolah Dasar dengan bentuk permen.
"Permen yang mengandung napza tersebut berwarna menarik dan dengan harga sangat terjangkau hanya Rp 1000, dan anak-anak tidak curiga," ungkap Khofifah kepada redaksi, Sabtu (18/6).
Dia menjelaskan, dalam upaya pencegahan dan penanggulangan korban napza, semua pihak dan elemen bangsa perlu bergandengan tangan dan tidak bisa bekerja sendiri-sendiri.
"Saya selalu mengulang untuk selalu waspada dan terus mengkampanyekan tentang bahaya dari napza, sebab saat ini Indonesia sudah termasuk dalam kondisi darurat napza," bebernya.
Kemensos juga mengapresiasi upaya dari unsur masyarakat yang turut membantu mencegah dan memerangi peredaran napza. Sedangkan, bagi korban penyalahgunaan napza, pemerintah melakukan upaya rehabilitasi sosial dan medis. Rehabiliatsi sosial di bawah kewenangan Kemensos sementara medis di bawah Kementerian Kesehatan.
"Rehabiliasi sosial di Kemensos dilakukan di 160 Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) di seluruh Indonesia," jelas Khofifah.
[wah]
BERITA TERKAIT: