Salah satunya Gabungan Pengusaha Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Kalimantan Tengah dan Triputra Agro Persada (TAP) menyelenggarakan Aksi Sinergi Kesiapan Pencegahan dan Perlindungan Lahan dari Bahaya Kebakaran. Aksi yang melibatkan unsur pemerintah daerah, perusahaan perkebunan, dan masyarakat itu merupakan komitmen bersama bahu-membahu melakukan tindakan pencegahan kebakaran.
"Kami memberi apresiasi kepada perusahaan-perusahaan yang begitu concern terhadap upaya pencegahan kebakaran, termasuk dengan memberikan pelatihan kepada masyarakat. Upaya ini diharapkan bisa memecahkan persoalan bangsa. Mudah-mudahan semangat kerja sama dan gotong-royong ini bisa konsisten dan terus menerus," jelas Pangdam XII Tanjung Pura Mayjen Agung Risdhianto selaku pemimpin acara, Selasa (10/5).
Aksi sinergi berlangsung di PT Gawi Bahandep Sawit Mekar (PT GBSM) di Desa Baung, Kecamatan Seruyan Hilir, Kabupaten Seruyan. PT GBSM merupakan bagian dari TAP Group yaitu kelompok usaha di bidang perkebunan dan pengolahan kelapa sawit yang tersebar di Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, dan Jambi.
CEO TAP Group wilayah Kalimantan Tengah Tjandra Karya Hermanto menambahkan, pihaknya menyadari bahwa peristiwa kebakaran lahan dan hutan menimbulkan dampak kerugian sangat besar, baik dari aspek finansial, lingkungan, maupun kesehatan masyarakat.
"Sebagai perusahaan perkebunan, hati nurani kami terpanggil untuk berperan lebih aktif dalam memelihara lingkungan sekitar wilayah usaha kami. Salah satunya dengan pencegahan kebakaran lahan dan hutan," bebernya.
Tjandra menambahkan, pencegahan kebakaran lahan jauh lebih efektif dibandingkan penanganan kebakaran. Namun, upaya itu tidak dapat dilakukan oleh satu pihak saja, melainkan memerlukan sinergi baik dari pemda, TNI, kepolisian, perusahaan, maupun masyarakat di sekitar perkebunan.
Menurutnya, TAP Group peduli terhadap pencegahan kebakaran hutan dan lahan, baik yang berada dalam area ijin usahanya maupun lahan di sekitar perkebunan. Hal itu dilakukan dengan pemenuhan sarana prasarana penanganan kebakaran sesuai rekomendasi Direktorat Jenderal Perkebunan dan pembentukan Team Kesiapsiagaan Tanggap Darurat (TKTD). Selain itu, juga melibatkan peran masyarakat di sekitar area perkebunan dengan membentuk Masyarakat Peduli Api dalam kerangka Program Desa Bebas Kebakaran.
"TKTD TAP Group sendiri mendapatkan pelatihan penanganan kebakaran langsung dari Manggala Agni, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan," katanya.
Tjandra menambahkan, kepedulian TAP Group dalam pencegahan kebakaran tak lepas dari besarnya komitmen terhadap perkebunan yang berkelanjutan. Termasuk komitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
"Kebakaran lahan berkontribusi besar terhadap emisi gas rumah kaca. Maka, pencegahan terhadap kebakaran lahan secara langsung akan menurunkan emisi gas rumah kaca dan melindungi masa depan bangsa Indonesia yang kita cintai," jelas Tjandra.
Sementara, Sekjen GAPKI Kalteng Halind Ardi menambahkan, ikrar bersama tersebut merupakan wujud komitmen perusahaan perkebunan anggota GAPKI dalam mencegah kebakaran hutan dan lahan.
"Komitmen tersebut didasari keyakinan bahwa upaya bersama lebih efektif daripada hanya dilakukan masing-masing pihak," katanya.
[wah]
BERITA TERKAIT: