Demikian pendapat begawan politik Jawa Barat, Tjetje Padmadinata dalam acara bedah buku 'Pendidikan Politik Kewarganegaraan karya politisi Partai Gerindra Sunatra' di Gedung Indonesia Menggugat Bandung, Senin (2/5).
Tjetje menilai saat ini politisi Indonesia kebanyakan hanya berorientasi jabatan dan kekayaan tanpa memikirkan kepentingan bangsa.
"Politisi nasional ada, presiden ada, menteri banyak yang tidak ada adalah negarawan nasional," kritik Tjetje.
Berbeda dengan politisi-politisi dulu seperti Soekarno, Syahrir dan Agus Salim setelah mereka tidak lagi menjadi pejabat.
"Tidak seperti dulu, prinsip pengabdian dan pengorbanan belum dipakai para politisi zaman sekarang," sindir Tjetje.
Dia melihat, dalam pandangan orang awam sekarang akan jadi aneh jika mantan pejabat tidak punya apa-apa.
"Kenyataanya sejarah negara dijalankan oleh orang yang kesehariannya nyentrik," kata Tjetje seperti dimuat
RMOLJabar.Com.
Menyinggung kriteria pemimpin dalam prespektif budaya Sunda harus memiliki tatak rama dan tutur kata yang baik.
"Kudu hade tata hade basa Hade Gogog Hade Tagog. Ulah nepi ka teu kabadanan, teu kaotakan komo jeung teu kabeungeutan ( Harus memiliki tatakrama dan tutur kata yang bagus, pernyataannya tegas dan bagus ditunjang tongkrongan yang meyakinkan. Jangan Sampai tidak punya cukup kemampuan/skill, tidak punya cukup ilmu apalagi tidak punya penampilan yang memadai)," ungkap Tjetje.
[wid]
BERITA TERKAIT: