BUPATI NARKOBA

Terungkap, Prosedur Yang "Selamatkan" Nofiadi Dari Tes Narkoba

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/aldi-gultom-1'>ALDI GULTOM</a>
LAPORAN: ALDI GULTOM
  • Rabu, 16 Maret 2016, 15:00 WIB
Terungkap, Prosedur Yang "Selamatkan" Nofiadi Dari Tes Narkoba
rmol news logo Publik bertanya-tanya apa yang membuat Bupati Ogan Ilir (OI), AW Nofiadi alias Ofi, lolos tes kesehatan sebagai syarat penting pencalonan diri untuk Pilkada 2014 lalu. Padahal ia diduga telah lama menjadi pecandu sabu.

Tim dokter Rumah Sakit Muhammad Hoesin (RSMH) Palembang yang sempat dituding tidak profesional memberikan klarifikasi.

Rupanya, saat menjalani pemeriksaan kesehatan di RSMH, para calon hanya menjalani tes urine. Sementara uji rambut tidak dilakukan.

"Memang rambut yang paling lama dan bisa bertahan beberapa bulan. Tetapi kami berpatokan hanya kepada urine, sesuai dengan prosedur yang diminta. Kalaupun diperiksa rambut, itu lebih mengacu kepada jalur hukum," jelas Kepala Instalasi Patologi Klinik dan Mikrobiologi, dr. Phey Liana, kepada RMOL Sumsel, Rabu (16/3).

Diungkapkan Phey Liana, tim dokter hanya melakukan tes urine. Apabila tes urine tersebut menyatakan positif, maka mereka melakukan konfirmasi ulang kepada calon pasien untuk memastikan obat apa yang digunakan dan menunjukkan resep obatnya. Barulah akan diadakan tes lanjutan berupa tes darah atau lainnya.
 
Namun, tes darah juga mempunyai waktu deteksi yang lebih singkat. Sedangkan zat kimia dalam urine bisa hilang sekitar 3 hari, tergantung faktor-faktor pendukung, diantaranya banyak minum air, penggunaan narkoba dosis rendah serta ph urine.

Mengenai adanya dugaan rekayasa dalam pemeriksaan, Kepala Bidang Pelayanan Medik, dr. Rita Mustika, menjelaskan seluruh calon menjalani tes secara profesional. Bahkan sebelum berlangsungnya tes, para pasangan calon diberi baju khusus, serta pot urine dan didampingi oleh satu orang perawat. Para perawat pun mendampingi hingga ke toilet dengan kondisi pintu terbuka ketika mengambil sample urine para pasangan calon.

Usai urine dimasukkan ke dalam pot khusus, para calon langsung menyerahkan ke perawat yang mendampinginya. Pot urine lalu dibawa oleh perawat dan diserahkan ke petugas laboratorium yang tak jauh dari lokasi toilet tersebut.
 
Selanjutnya pot urine  dibawa petugas laboratorium ke station pneumatic tube menggunakan plastik kuning ke Graha Spesialis RSMH Palembang. Sebelumnya, pot urine diberi barcode untuk labeling spesimen. Hanya petugas laboratorium yang bisa masuk ke ruang laboratorium tersebut.

Sementara, dugaan Nofiadi menetralisir zat kimia yang terkandung dalam urine dengan mencampur air sangat kecil, karena pengawasan yang ketat dari tim dokter dan perawat yang mendampingi pasien selama menampung urine dalam pot urine.

Namun diakuinya, tidak ada alat manapun yang bisa mendeteksi campuran urine dan air karena proses itu juga terjadi alamiah dalam tubuh. Larutan air yang masuk ke tubuh menetralisir racun dan zat kimia di seluruh tubuh. [ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA