Seperti di kawasan hutan mangrove di Lagoon, dimana tumpukan sampah begitu tinggi dan masif sehingga air laut sudah tidak menggenangi hutan mangrove di kawasan itu lagi.
"Saat ini pemerintah memprioritaskan membersihkan sampah dulu. Namun juga seiring dengan melakukan penanaman untuk penghijauan kembali," kata Kepala Dinas Kehutanan Pemprov Bali, Wiranatha kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin, (8/1).
Pemprov Bali bersama salah satu institusi penggiat peduli huta mangrove, Forum Peduli Mangrove Peduli (FPMP) di bawah naungan Artha Graha Peduli (AGP) terus gencar membersihkan kawasan hutan mangrove yang mengelilingi Pulau Dewata ini.
Chief FPMP Heru Wasesa menjelaskan, sebelumnya keadaan peredaran sampah di mangrove Bali begitu parah namun saat ini melalui gerakan peduli mangrove, bersama unsur-unsur lain yang terlibat, sampah-sampah mulai berkurang dan penyisiran mangrove untuk membersihkan sampah demi kelanjutan ekosistem mangrove terus dilakukan.
"Selain melakukan pembersihan dan penanaman kembali pohon mangrove, kita juga melakukan nursery (penyemaian) untuk bibit bakal pohon mangrove. Setelah berusia empat bulan baru siap untuk ditanam di hutan," urainya.
Pada kegiatan penanaman pohon mangrove di Tanjung Benoa, Bali, Minggu kemarin, Pemerintah Bali, FPMB, bersama unsur wartawan yang juga sedang mengikuti kegiatan Hari Pers Nasional (HPN) 2016 bersama-sama melakukan penghijauan di Tanjung Benoa. Duta Mangrove Bali, Sabar Gorky juga ikut menanam mangrove di kawasan ini.
[rus]
BERITA TERKAIT: