Dana Desa Bantu Kembangkan Pertanian

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Minggu, 31 Januari 2016, 18:11 WIB
Dana Desa Bantu Kembangkan Pertanian
net
rmol news logo Indonesia saat ini tengah menghadapi ancaman kelangkaan pangan nasional. Terhitung sejak Agustus 2013 impor beras Indonesia telah mencapai 35.818 ton atau setara USD 19,132 juta, pada 2014 naik 388, 178 ton, sementara pengadaan impor hingga 2015 naik tajam hingga 1,5 juta ton, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPK).

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar menjelaskan, dari data tersebut terlihat potensi kelangkaan pangan menjadi ancaman serius. Dengan demikian pihaknya akan berupaya untuk membantu mengatasi hal itu dengan membangun dan mengembangkan potensi pertanian di desa-desa.

"Perkiraan ancaman kelangkaan pangan makin terasa. Karenanya kita bisa memanfaatkan dana desa untuk membangun dan mengembangkan pertanian desa. Karena pertanian dan perkebunan ini sumbernya dari desa sehingga bisa menopang cita-cita swasembada pangan," jelas Marwan dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (31/1).

Menurutnya, dana desa dapat dimanfaatkan untuk membangun infrastruktur yang dibutuhkan oleh sektor pertanian desa. Sehingga pertanian masyarakat desa tidak lagi terhambat oleh minimnya ketersediaan fasilitas pertanian.

"Dana desa ini dapat dimanfaatkan untuk membangun irigasi atau infrastruktur lain yang dapat menunjang pertanian," beber Marwan.

Lebih jauh, lanjut Marwan, pihaknya juga akan menjalin kerja sama (MoU) dengan Perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia (PSPI) untuk berkolaborasi dalam membangun dan mengembangkan pertanian di desa.

"Kita bisa saling berkolaborasi. Bahkan saya harap kontribusi para sarjana pertanian ini dapat memberikan inovasi dan kreatifitas baru untuk pertanian Indonesia, khususnya di desa," ujarnya.

Indonesia sendiri saat ini telah mengalami penyusutan lahan pertanian dari 9,1 juta hektar menjadi 7,1 juta hektar. Luas itu jauh dari lahan sawah ideal yang direncanakan sebesar 15 juta hektar.

"Penyusutan lahan ini bukan hanya karena adanya perubahan alih fungsi lahan pertanian menjadi perkebunan. Namun juga alih fungsi lahan pertanian menjadi tempat tinggal, industri dan peruntukkan lahan non pertanian lainnya," demikian Marwan. [wah] 

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA