"Jika pembangunan infrastruktur di Sumsel terus dilakukan pertumbuhanan ekonomi bisa tercapai sekitar 5,5 persen, " kata pengamat ekonomi dari Universitas Sriwijaya, Didiek Susetyo yang juga guru besar Unsri seperti dimuat
RMOLSumsel.Com (Sabtu, 2/1).
Untuk pencapaian tersebut, menurutnya, diperlukan kerja keras dan melibatkan berbagai pihak. Ini penting untuk menopang perekonomian.
"Lima persen masih mungkin, kalau di atas lima persen perlu kerja keras lah," terangnya.
Terpenting pula, kata dia, pemerintah harus memperhatikan sektor manufaktur dan perbankan. Sebab, potensi rupiah yang masih bergerak fluktuatif pada tahun 2016 mendatang di kisaran 12-14 ribu per dolar AS.
"Untuk itu, perbankan perlu mendorong sektor produktif agar pergerakan rupiah ini tidak terlalu menjadi masalah bagi perekonomian Sumsel," katanya.
Didiek juga menyebut setidaknya ada tiga bidang yang harus diprioritaskan pemeintah untuk mengimbangi pertumbunhan ekonomi yakni ketahanan pangan, ketersediaan energi, dan kualitas infrastruktur. Hal ini sangat penting untuk memacu pertumbuhan ekonomi daerah secara berkelanjutan, jelasnya.
Lebih khusus, upaya untuk hilirisasi industri di Sumsel harus terus dipacu dan difasilitasi oleh pemerintah pusat dan daerah. Sebab produk-produk hilir yang berasal dari bahan baku unggulan sangat prospektif di pasar global.
Di sisi lain, pembangunan infrastruktur di Sumsel sejauh ini relatif pesat mulai jembatan, jalan tol, fly over dan lainnya. Meski demikian, Didiek menilai prioritas pada infrastruktur maritim dan kelautan di Sumsel belum terlihat. Ini dibuktikan masih sangat terbatasnya pembangunan
powerplan energy."Mudah-mudahan pembangunan infrastruktur ini akan berlanjut terus untuk menyongsong Asian Games 2018," katanya
.[wid]
BERITA TERKAIT: