Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Dianggap Hanya Jadi Petani, Transmigrasi Kurang Populer Di Kalangan Muda

Dekatkan Program Transmigrasi Lewat Wayang

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Sabtu, 12 Desember 2015, 21:38 WIB
Dianggap Hanya Jadi Petani, Transmigrasi Kurang Populer Di Kalangan Muda
rmol news logo Program transmigrasi masih kerap disalahpahami oleh masyarakat. Selama ini transmigrasi hanya dipahami sebagai program untuk pemindahan penduduk dari kota ke desa atau dari jawa ke luar Jawa. Masyarakat yang dipindahkan sebagai transmigran, juga terkesan hanya terdiri dari masyarakat yang tidak mempunyai keterampilan kompetensi.

"Program transmigrasi dianggap kurang populer untuk penduduk kalangan muda karena dianggap hanya akan menjadi petani konvensional yang hidup terbatas di perdesaan," jelas Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Marwan Jafar dalam keterangannya (Sabtu, 12/12).

Karena itu, Kemendes PDT dan Transmigrasi menggelar pagelaran wayang dengan lakon ”Babad Alas Winamarta” untuk mendekatkan program transmigrasi dengan masyarakat bertepatan pada Hari Bhakti Transmigrasi ke-65 kemarin.

Pagelaran wayang kulit yang diadakan di halaman kantor Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Kalibata pada Jumat malam, diharapkan bisa menumbuhkan kembali animo masyarakat untuk berpartisipasi dalam program transmigrasi.

Lakon ”Babad Alas Winamarta” dalam pagelaran wayang kali ini,  dirasa sejalan dengan roh dan cita-cita transmigrasi.

"Dalam kisah yang menuturkan perjalanan para ksatria Pandawa dalam membangun tanah harapan baru, yang nantinya menjadi pusat kerajaan dan peradaban di Amarta adalah sebuah ibroh, analogi yang pas," ujar Marwan.
 
Marwan menjelaskan hakekat kebijakan dari program transmigrasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga dan menciptakan peradaban baru di tanah harapan melalui pembangunan pusa-pusat pertumbuhan baru.

"Transmigrasi juga dalam rangka membuka kesempatan kerja dan peluang usaha dengan menggali dan mengelola potensi suberdaya kawasan transmigrasi, mengurangi kemiskinan, membuka lahan pangan dan perkebunan dan membentuk wirausaha mandiri," ucapnya.

Namun dia mengakui di masa awal, masyarakat transmigran menghadapi berbagai tantangan yang harus dihadapi. Namun berkat kegigihan, keuletan, dan juga semangat untuk menancapkan sejarah di tanah harapan akhirnya berbagai tantangan tersebut menjadi peluang dan kesempatan emas. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA