"Program transmigrasi dianggap kurang populer untuk penduduk kalangan muda karena dianggap hanya akan menjadi petani konvensional yang hidup terbatas di perdesaan," jelas Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Marwan Jafar dalam keterangannya (Sabtu, 12/12).
Karena itu, Kemendes PDT dan Transmigrasi menggelar pagelaran wayang dengan lakon â€Babad Alas Winamarta†untuk mendekatkan program transmigrasi dengan masyarakat bertepatan pada Hari Bhakti Transmigrasi ke-65 kemarin.
Pagelaran wayang kulit yang diadakan di halaman kantor Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Kalibata pada Jumat malam, diharapkan bisa menumbuhkan kembali animo masyarakat untuk berpartisipasi dalam program transmigrasi.
Lakon â€Babad Alas Winamarta†dalam pagelaran wayang kali ini, dirasa sejalan dengan roh dan cita-cita transmigrasi.
"Dalam kisah yang menuturkan perjalanan para ksatria Pandawa dalam membangun tanah harapan baru, yang nantinya menjadi pusat kerajaan dan peradaban di Amarta adalah sebuah ibroh, analogi yang pas," ujar Marwan.
Marwan menjelaskan hakekat kebijakan dari program transmigrasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga dan menciptakan peradaban baru di tanah harapan melalui pembangunan pusa-pusat pertumbuhan baru.
"Transmigrasi juga dalam rangka membuka kesempatan kerja dan peluang usaha dengan menggali dan mengelola potensi suberdaya kawasan transmigrasi, mengurangi kemiskinan, membuka lahan pangan dan perkebunan dan membentuk wirausaha mandiri," ucapnya.
Namun dia mengakui di masa awal, masyarakat transmigran menghadapi berbagai tantangan yang harus dihadapi. Namun berkat kegigihan, keuletan, dan juga semangat untuk menancapkan sejarah di tanah harapan akhirnya berbagai tantangan tersebut menjadi peluang dan kesempatan emas.
[zul]