Hal ini disampaikan Direktur PD Pontren Kemenag RI, Mohsen di Bumi Perkemahan Tambang Ulang, Kab Tanah Laut, Kalimantan Selatan, kemarin (8/6).
"Sudah kita umumkan, salah satu tujuan program ini adalah memperkenalkan santri dengan budaya dari berbagai negara di ASEAN, jika selama ini mereka hanya mengenal negara-negara itu lewat buku, sekarang mereka datang langsung," jelas Mohsen mengutip dari rilis Andalan Nasional Kwarnas Gerakan Pramuka, Hariqo Wibawa Satria yang diterima di Jakarta, Selasa (9/6).
Perkemahan Pramuka Santri Nusantara (PPSN) ini berlangsung dari 1 â€" 7 Juni 2015, dibuka oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin didampingi Marbawi A Katon (Wakil Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka), dan ditutup Gubernur Kalsel, Rudy Arifin. Kegiatan ini memecahkan rekor MURI, yaitu konfigurasi madihin dengan 5 ribu peserta.
Sementara itu, Mardhani Zuhri dari Andalan Nasional Kwarnas Gerakan Pramuka menjelaskan, selama kunjungan mereka akan mengunjungi KBRI, berjumpa dengan pemimpin dan tokoh setempat, datang ke NSO (National Scout Organization) di negara-negara tersebut. Peserta juga akan menghadiri dialog dan acara kebudayaan, kemudian menuliskan di blognya masing-masing dengan bahasa Indonesia dan Inggris.
"Kita memberikan akses dan jaringan kepada santri-santri pilihan, 10 atau 20 tahun lagi ini akan sangat bermanfaat bagi mereka, Indonesia dan ASEAN, utamanya dalam menjaga perdamaian, dari sekarang mereka harus berinteraksi dengan warga ASEAN lainnya," urai Mardhani.
Apresiasi juga disampaikan oleh Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka, Adhyaksa Dault.
"Santri kan sehari-hari sudah berbahasa Inggris dan Arab, jadi untuk bahasa rasanya tidak ada di kendala," ujarnya optimis.
Namun Adhyaksa Dault mengingatkan pentingnya memberikan orientasi kunjungan kepada 33 Pramuka Santri itu. "Mereka duta bangsa, jadi harus memiliki banyak ilmu dan pengetahuan tentang Indonesia," tutupnya.
[wid]
BERITA TERKAIT: