Sebanyak 100 pemuda dari negara ASEAN hadir di Bumi Rafflesia. Mereka merupakan para pemuda pilihan yang disaring dari Indonesia Student and Youth Forum (ISYF). Mereka terpilih dari sebanyak 1.186 pendaftar yang direkrut Kementerian Luar Negeri RI dalam sebuah progam persaudaraan antara negara ASEAN dan Jepang.
Dalam sambutannya, Gubernur Bengkulu, Junaidi Hamsyah, mengatakan pemuda harus selalu siap dalam menghadapi tantangan global. Seperti Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), pemuda harus bisa membangun kemandirian.
"Salah satu adalah dengan cara membangun jiwa wirausaha dalam diri pemuda-pemuda kita. Bagi kami acara ini merupakan momentum yang sangat baik bagi Bengkulu untuk menunjukan kencantikan pesona kekayaan alam wisatanya ke tingkat internasional," kata Junaidi.
Sementara itu, Dirjen Informasi Media Kementerian Luar Negeri, Sofia Sudarma, mengatakan pemberdayaan pemuda ini menjadi penting di tengah tantangan global.
"Namun tak kalah pentingnya untuk terus memenuhi hak-hak kaum muda seperti pendidikan, kesehatan dan secara terus menerus mengembangkan kreatifitas mereka," ungkapnya.
Ia berpendapat, forum ini dapat menjadi momentum bagi pemuda Indonesia untuk membuat sejarah. Ia mempersilahkan para pemuda untuk saling bekerjasama secara programatik terutama dengan negara-negara Asean. "Kita memberikan ruang yang luas untuk program pertukaran pelajar," imbuhnya.
Di sisi lain, Advisor ISYF, yang juga menjabat sebagai Wakil Gubernur Bengkulu, Sultan Bactiar Najamudin, mengatakan pemuda Indonesia harus banyak berperan aktif dalam dunia internasional.
"Pemuda adalah pintu gerbang dan masa depan ASEAN di kemudian hari," demikian Sultan.
[muammar syarif/sim/bkl/ian]
BERITA TERKAIT: