Hal ini didasarkan hasil pemantauan secara kegempaan Gunung Soputan sejak bulan Januari hingga 1 Mei 2014 pukul 6 WITA, di mana terjadi peningkatan jumlah Gempa Guguran, Gempa Hembusan dan Vulkanik Dalam (VA) terutama kegempaan pada tanggal 30 April hingga 1 Mei 2014 secara signifikan.
Demikian disampaikan Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho melalui rilis elektroniknya, sesaat lalu.
"Hasil pemantauan aktivitas vulkanik Gunung Soputan secara visual teramati hembusan asap kawah putih hingga sedang dengan tinggi 50 - 100 meter di atas puncak Gunung Soputan," paparnya.
Sutopo pun mengimbau masyarakat agar tidak beraktivitas pada radius sekitar 6,5 km dari puncak Gunung Soputan, guna menghindari ancaman guguran lava dan awan panas guguran.
"Dilarang melakukan pendakian, wisata dan aktivitas lain pada radius 6,5 km. Masyarakat dihimbau tetap tenang. Jangan terpancing isu menyesatkan," imbuhnya.
BPNB mendata ada 568 jiwa penduduk yang tinggal di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III dan 599 jiwa di KRB II. Meski berstatus siaga, menurut Sutopo, masyarakat sekitar gunung Soputan belum perlu diungsikan.
Dengan demikian, di Sulawesi Utara saat ini ada tiga gunungapi berstatus Siaga yaitu Soputan, Karangetang, dan Lokon.
[wid]
BERITA TERKAIT: