Tahap pertama yang akan dilakukan adalah menyosialisasikan kepada masyarakat sekitar. Tahap tersebut diakui Dinas Sosial setempat dilakukan sejak jauh-jauh hari. Tidak hanya masyarakat yang menjadi sasaran sosialisasi, tetapi juga para pekerja seks komersial (PSK) di sana.
"Caranya, kami melakukan pendampingan spiritual kepada para PSK. Setiap 10 PSK didampingi satu dai," kata Kepala Dinsos Kota Surabaya, Supomo seperti dilansir
JPNN.
Supomo menjelaskan, langkah itu diambil agar para PSK juga siap dengan penutupan lokalisasi dan tidak kembali menjadi perempuan penghibur. Jika jumlah PSK di Dolly sekitar 1.080 orang, nanti ada 108 pemuka agama yang secara intens memperhatikan setiap PSK tersebut. Cara ini diharapkan menjadi solusi dalam memantapkan hati PSK agar bisa keluar dari lembah hitam tersebut, ujarnya.
Selain itu, lanjut Supomo, pihaknya bakal membentuk tim penutupan Dolly dan pasca penutupan. Dia mengatakan, tim tersebut menjadi ujung tombak dinsos dalam merealisasikan keinginan masyarakat menutup lokalisasi yang pernah disebut-sebut sebagai yang terbesar di Asia Tenggara itu.. Apalagi, masyarakat sekitar lokalisasi telah menunjukkan kemauan untuk menutup lokalisasi tersebut secara total.
"Walau ada beberapa catatan," lanjutnya.
Bahkan, sejumlah ketua RW juga telah memiliki kemauan untuk menutup lokalisasi tersebut. Menurut Supomo, hanya ada permintaan waktu yang lebih longgar.
[wid]
BERITA TERKAIT: