Para warga dari tiga desa di Kecamatan Mijen, Kabupaten Demak, terpaksa kembali mengungsi menyusul kembali jebolnya tanggul kanan Sungai Wulan sekitar pukul 19.00 kemarin.
"Warga yang mengungsi dari Desa Mijen, Jleper, dan Ngelo Kulon," kata Camat Mijen, Sugiyarto, di Demak, Minggu (21/4).
Dia mengatakan tempat pengungsian sementara tersedia di beberapa lokasi, yakni di tanggul Sungai Wulan, MI Al Islam Mijen, MI di Desa Jleper, Balai Desa Pecuk dan SD setempat, ruko di Desa Jleper, dan Kantor Pengairan di Desa Mijen.
Khusus untuk pengungsi yang menempati tanggul di Dukuh Ngelo, Desa Mijen, tercatat sebanyak 400-an pengungsi. Sedangkan dapur umum sudah dipersiapkan di lokasi yang dinilai lebih strategis, yakni di halaman SD Pecuk.
Berdasarkan pengamatan, ketinggian genangan banjir saat ini lebih rendah dibanding ketinggian genangan banjir yang terjadi pada Selasa (9/4) dengan akibat yang sama, yakni jebolnya tanggul kanan Sungai Wulan di Desa Mijen.
Berdasarkan pengamatan, sejumlah warga tampak berdatangan ke lokasi banjir untuk memberikan bantuan nasi bungkus maupun kebutuhan logistik lainnya kepada korban banjir di Desa Jleper maupun Ngelo Kulon. Sedangkan dapur umum yang ada di Desa Pecuk, pada siang hari tampak mulai dipersiapkan.
Jumlah pengungsi pada banjir pertama mencapai 14.557 jiwa, di antaranya dari Kecamatan Wedung sebanyak 3.400 orang dan Mijen sebanyak 11.157 orang.
Adapun rumah penduduk di Kecamatan Wedung dan Mijen yang terkena dampak banjir mencapai 4.350 rumah.
Jumlah desa di Kecamatan Mijen yang terkena banjir mencapai enam desa, yakni Desa Mijen, Jleper, Ngelo Kulon, Pecuk, Pasir dan Ngegot.
[dem]
BERITA TERKAIT: