Setelah melakukan pengrusakan ruang kelas dan melakukan mogok belajar, empat orang siswi menjadi korban pelecehan seksual oleh kepala sekolahnya pada saat jam belajar, lapor polisi. Masing – masing siswi korban pelecehan berinisial A, N, R dan T tersebut diperiksa oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Garut.
Kepada polisi, korban mengaku, diperlakukan tidak sewajarnya dengan cara dipegang payudara, dielus bagian paha oleh kepala sekolah berinisal EH, pada saat jam belajar di ruangan kepala sekolah.
Polisi masih melakukan pendalaman atas kasus ini. Sementara kepala sekolah akan segera dipanggil untuk dimintai keterangan.
Sebelumnya, kecewa dengan perilaku kepala sekolah yang melakukan pelecehan seksualterhadap siswinya, ratusan siswa SMK ini merusak pasilitas sekolah. Selain memecahkan kaca, mereka juga melakukan mogok belajar.
Suasana belajar mengajar pun menjadi tegang. Bagian kaca ruang kelas III sekolah ini dirusak ratusan siswanya karena kesal terhadap prilaku EH, kepala sekolah yang melakukan pelecehan seksual terhadap muridnya.
Selain merusak pasilitas sekolah, siswa ini juga menulis kata – kata kekecewaan terhadap ulah kepala sekolah yang nekat berbuat mencabuli tiga siswinya saat jam belajar berlangsung.
Karena guru dan kepala sekolah tidak dapat memenangkan ratusan siswa, akhirnya siswa dan siswi dari kelas I hingga kelas III SMK ini melakukan mogok belajar. Polisi yang tiba di lokasi mengamankan suasana. Dan berjaga di sekitar sekolah agar tidak terjadi pengrusakan pasilitas susulan. Salah seorang siswa mengaku, aksi ini dipicu perbuatan kepala sekolah yang melakukan pelecehan seksual terhadap tiga temannya yang sekolah di kelas Multi Media.
Siswa menuntut agar kepala sekolah mundur dari jabatanya karena perbuatanya tak memberi contoh yang baik. Guna Untuk menghindarai kericuhan, akhirnya seluruh murid dipulangkan. Sementara itu siswa mengancam akan terus melakukan aksi mogok belajar jika kepala sekolah belum diganti.
[dem]
BERITA TERKAIT: