Aksi Kekerasan di Jakarta Terjadi Setiap 10 Detik ....

Gawat, 40 Persen Warga Ibukota Mengidap Depresi

Rabu, 26 Oktober 2011, 07:09 WIB
Aksi Kekerasan di Jakarta Terjadi Setiap 10 Detik ....
aksi pencurian

RMOL. Maraknya kasus pembunuhan sadis yang terjadi di DKI Jakarta akhir-akhir ini membuat masyarakat ibukota resah. Setidaknya 55.006 kasus kejahatan dilaporkan terjadi, 150 terjadi kejahatan setiap hari atau setiap 9 menit 56 detik. Hampir separoh warga DKI depresi.

Demikian menurut data Kepo­lisian Metro Jaya 2010. Ada tiga kasus ke­jahatan yang menonjol di Ja­karta. Yakni kasus pencurian kendaraan ber­motor roda dua 8.649 kasus, atau naik 4,86 persen. Kasus per­judian 974 kasus atau naik 4,11 persen. Sementara kasus pembunuhan 79 kasus   naik 5,06 per­sen dari tahun sebelumnya.

Pekan lalu, kembali terungkap peristiwa pembunuhan. Seorang mayat perempuan tanpa identitas ditemukan dalam kardus di Jalan Kurnia, Gang D, Jakarta Timur. Tak berapa lama, mayat bocah perempuan berusia sekitar 16 tahun ditemukan dalam koper, ditemukan di Jalan Cakung-Cilin­cing, Cakung, Jakarta Timur.

Bela­ka­ngan diketahui, pem­bu­nuhnya di­duga adalah Rahmat Awawi (26), otak pelaku pem­bu­nuhan mayat dalam koper dan kardus tersebut.

Namun pengamat psikodina­mika masyarakat dari Universitas In­donesia (UI), Lukman S Sriamin menyatakan tidak setuju dengan pemicu se­seorang mela­kukan tindak kri­minal lantaran kemis­ki­nan.

Me­nurutnya, orang yang pu­nya jabatan dan karier cemer­lang, bahkan hidup berke­cukupan ju­ga bisa melakukan tindak kejahatan.

Sebaliknya, penegakan hukum yang tidak tegas dan hukuman yang tidak memberi efek jera, di nilai tidak menghentikan sese­orang dari niat berbuat kejahatan.

Melihat geografis DKI Jakarta, dia menjelaskan, untuk mene­gakan hukum, butuh aparat yang cukup. Terutama di Jakarta yang ke­padatan penduduknya tinggi, yakni 13.005 jiwa per kilometer persegi.

Wilayah terpadat berlokasi di Jakarta Pusat, terutama di Keca­matan Johar Baru, dengan kepa­datan 46.500 jiwa per kilometer per­segi. Di beberapa wilayah terdapat jumlah penduduknya dengan tingkat kepadatan sangat tinggi, seperti di Kecamatan Tambora, Jakarta Barat.

Pengamat sosial dari Univer­sitas Indonesia (UI) Devie Rachma­wati menyebutkan, pe­nyakit tertinggi yang menyerang ma­syarakat saat ini adalah depresi. Bahkan angkanya jauh di atas penyakit berbahaya mema­tikan lainnya seperti jantung.

Lebih dari 40 persen masya­rakat mengalami depresi. Se­dangkan penyakit jantung hanya 20 persen. Ini dinilai sebagai angka yang men­cengang­kan. “Depresi men­jadi momok saat ini bagi ma­syarakat. Angka ini jauh di atas penyakit lainnya,” kata Devie kemarin.

Dia menegaskan, tekanan-teka­nan yang menghantui mem­buat mereka depresi dan menempuh jalan negatif sebagai solusinya. Termasuk meng­hilangkan nyawa orang lain. Ditambah lagi konflik sosial dan pribadi membuat celah itu semakin besar.   [rm]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA