Sudah Tembus ke Laut Kok Proyek BKT Belum Kelar Juga

Selasa, 28 Desember 2010, 05:30 WIB
Sudah Tembus ke Laut Kok Proyek BKT Belum Kelar Juga
ilustrasi, perbaikan Banjir Kanal Timur
RMOL. Meski sudah menembus laut Pantai Utara Jawa, Banjir Kanal Timur (BKT) yang dijadwalkan rampung akhir tahun ini masih menyisakan masalah.

Hingga akhir tahun ini saja, proses pembebasan lahan untuk koridor kering BKT di wilayah Jakarta Timur masih banyak me­­nemui kendala.

“Sejauh ini, juga belum di­ke­­ta­­hui berapa anggaran yang te­lah disiapkan untuk biaya pembebasan lan­jutan yang akan dilakukan pada 2011 menda­tang,” ujar Wakil Wa­likota Ja­kar­ta Timur HR Kris­di­anto.

Dia menjelaskan, awalnya la­han yang akan dibebaskan untuk koridor atau trace kering BKT di Jakarta Timur sebanyak 756 bi­dang dengan luas mencapai 157.092 meter persegi. Tapi sam­pai 24 Desember, baru 221 bi­dang dengan luas tanah 48.469 meter persegi dan luas bangunan seluas 22.494 me­ter persegi.

Saat ini, lanjutnya, dari luas lahan itu, anggaran yang dike­luarkan untuk pembebasannya sebesar kurang lebih Rp 81,206 miliar. Dengan demikian, sisa bidang tanah yang belum dibe­baskan, sebanyak 535 bi­dang dengan lahan seluas 108.617 meter persegi.

Sementara itu, ketua Tim Pani­tia Pengadaan Tanah (P2T) Ja­karta Timur Arifin Ibrahim me­ngakui, lahan yang belum dibe­baskan itu tersebar di 11 kelura­han. Dari 11 kelurahan ini, empat di antaranya memiliki masalah khusus, yakni ada sebagian tanah yang bukti kepemilikannya adalah akta jual beli (AJB) di atas tahun 2005. “Untuk membebas­kannya kita masih menunggu izin gubernur atau instruksi guber­nur,” terangnya.

Keempat kelurahan ini masing-masing Kelurahan Cipinang Mua­ra, dari target 93 bidang ta­nah dengan luas 10.345 meter per­segi yang akan dibebaskan, saat ini baru 36 bidang dengan luas 4.106 meter persegi yang sudah dibebaskan. Sehingga masih tersisa 57 bidang dengan luas 6.239 meter persegi yang belum dibebaskan. Dari jumlah itu, 10 bidang di antaranya, bukti kepemilikan tanahnya berupa AJB di atas tahun 2005, bahkan ada tiga bidang tanah statusnya tanah garapan atau tanah negara.

Kemudian di Kelurahan Duren Sawit, dari target 102 bidang tanah dengan luas 19.269 meter persegi yang akan dibebaskan, saat ini baru 35 bidang dengan luas 6.701 meter persegi yang sudah dibebaskan. Sehingga masih tersisa 67 bidang dengan luas 12.568 meter persegi yang belum dibebaskan. Dari jumlah itu, 10 bidang di antara bukti ke­pemilikan tanahnya berupa AJB di atas tahun 2005.

Sedangkan di Kelurahan Mala­ka Sari, dari target 50 bidang ta­nah dengan luas 5.702 meter persegi yang akan dibebaskan, saat ini baru 18 bidang dengan luas 3.150 meter persegi yang sudah dibebaskan. Sehingga masih tersisa 32 bidang dengan luas 2.552 meter persegi yang belum dibebaskan. Dari jumlah itu, 11 bidang di antara bukti kepemilikan tanahnya berupa AJB di atas tahun 2005.

Sedangkan di Kelurahan Ma­laka Jaya, dari target 31 bi­dang tanah dengan luas 3.318 meter persegi yang akan dibebaskan, saat ini baru 17 bidang dengan luas 1.216 meter persegi yang sudah dibebaskan. Sehingga masih tersisa 14 bidang dengan luas 2.102 meter persegi yang belum dibebaskan. Dari jumlah tersebut, tiga bidang di antaranya bukti kepemilikan tanahnya berupa AJB di atas tahun 2005.

Keseluruhan 11 kelurahan yang masih belum dibebaskan itu adalah seperti Cipinang Besar Selatan, Kelurahan Cipinang Muara, Kelurahan Pondok Bam­bu, Kelurahan Duren Sawit, Ke­lurahan Malaka Sari, Kelura­han Pondok Kelapa, Kelurahan Ma­laka Jaya, Kelurahan Pondok Ko­pi, Kelurahan Pulo Gebang, Ke­lurahan Ujung Menteng dan Ke­lurahan Cakung Timur.

Ketua Pelaksana Satuan Kerja Non Vertikal Pengelolaan Sum­ber Daya Air Ciliwung Cisadane Kementerian Pekerjaan Umum, Parno menyebutkan, BKT ber­fung­si untuk menampung air dari lima sungai. Yakni Sungai Cipi­nang, Sunter, Buaran, Jatikramat dan Cakung. BKT ini melintasi 11 kelurahan di Jakarta Timur dan dua kelurahan di Jakarta Utara. Panjang kanal sebanyak 23,5 kilometer dengan kedalaman an­tara 3-7 meter.

Ia menjelaskan, BKT ini diba­ngun untuk melindungi sebagian wilayah di Jakarta Timur dan Jakarta Utara yang luasnya se­kitar 160 kilometer dari banjir. BKT merupakan salah satu kanal yang membelah Jakarta. Proyek yang digagas sejak awal abad 20 ini baru direalisasikan pada 1999. Mega proyek ini terbentang se­panjang 23,5 meliputi 13 ke­lurahan, dari Kebon Nanas, Ja­karta Timur, hingga Marunda, Ja­karta Utara. Proyek BKT ini me­nelan biaya Rp 4,9 triliun.

BKT dirancang mampu me­ngalirkan 390 meter kubik air per detik, yang berasal dari aliran Kali Ciliwung, Kali Cipinang, Kali Sunter, Kali Buaran, dan Kali Jati Kramat. Tapi, kenya­taannya BKT belum berfungsi optimal lantaran di beberapa ba­gian masih terkendala pembe­ba­san lahan.

Selain itu, di beberapa bagian, luas BKT belum sesuai rencana. Idealnya lebar BKT berkisar an­tara 100 sampai 200 meter. Tapi masih ada titik-titik BKT sepan­jang 1.500 meter, yang lebarnya baru menca­pai 20 meter. Kurang idealnya lebar BKT ini dipicu kendala pembe­basan tanah yang kerap berjalan alot, sehingga pembangunan BKT berjalan lambat.   [RM]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA