Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

AS Izinkan Vaksin Pertama untuk Ibu Hamil, Cegah RSV pada Bayi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Selasa, 22 Agustus 2023, 09:25 WIB
AS Izinkan Vaksin Pertama untuk Ibu Hamil, Cegah RSV pada Bayi
Ilustrasi/Net
rmol news logo Amerika Serikat (AS) menjadi negara pertama di dunia yang memberikan persetujuan untuk vaksin pada ibu hamil.

Pada Senin (21/8), Administrasi Makanan dan Obat-obatan (FDA) memberikan izin pada Pfizer terkait vaksin Abrysvo yang dapat mencegah penyakit parah yang disebabkan oleh Respiratory Syncytial Virus (RSV) pada bayi.

Suntikan tunggal dari Pfizer dapat dilakukan pada usia kehamilan 32-36 minggu, untuk melindungi bayi sejak lahir hingga enam bulan.

RSV merupakan penyebab umum penyakit pada anak, dengan bayi berisi paling tinggi dan dapat menyebabkan dirawat inap. Meskipun RSV paling sering menyebabkan gejala ringan seperti pilek pada bayi dan anak kecil, RSV juga dapat menyebabkan akibat yang lebih serius seperti pneumonia dan bronkiolitis.

Data dari Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) menunjukkan 58 ribu hingga 80 ribu anak di bawah 5 tahun dirawat setiap tahunnya karena infeksi RSV.

AFP mencatat, para peneliti telah menargetkan vaksin RSV sejak tahun 1960an, namun serentetan suntikan yang muncul saat ini dimungkinkan berkat terobosan ilmiah satu dekade lalu.

“Persetujuan ini memberikan pilihan bagi penyedia layanan kesehatan dan individu hamil untuk melindungi bayi dari penyakit yang berpotensi mengancam jiwa ini," kata Direktur Pusat Evaluasi dan Penelitian Biologi FDA, Peter Marks.

Persetujuan diberikan setelah uji klinis yang melibatkan sekitar 7.000 ibu hamil. Hasilnya vaksin dapat mengurangi penyakit parah yang disebabkan oleh RSV sebesar 82 persen pada bayi berusia 0-3 bulan, dan 69 persen pada bayi berusia 0-6 bulan.

Efek samping yang sering dilaporkan oleh pasien hamil yang menerima Abrysvo termasuk nyeri di tempat suntikan, sakit kepala, nyeri otot, dan mual.

Gangguan tekanan darah yang berbahaya, yang dikenal sebagai pre-eklamsia, terjadi pada 1,8 persen ibu hamil yang menerima Abrysvo dibandingkan dengan 1,4 persen pada ibu hamil yang menerima plasebo.

FDA lebih lanjut mencatat adanya ketidakseimbangan dalam kelahiran prematur antara kelompok yang menerima vaksin versus plasebo (5,7 persen berbanding 4,7 persen), namun mengatakan bahwa ukuran sampelnya kecil dan topik tersebut perlu dipelajari lebih lanjut.

Vaksin Abrysvo sendiri sudah disetujui oleh FDA untuk orang dewasa berusia 60 tahun ke atas.

Setelah mendapat persetujuan FDA, suatu produk harus mendapat izin dari CDC yang akan memberikan rekomendasi tentang cara terbaik menggunakannya. Sehingga belum jelas apakah vaksin Abrysvo dapat tersedia untuk ibu hamil dalam waktu dekat. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA