Demikian yang disampaikan oleh epidemiolog dari Universitas Indonesia (IU) Tri Yunis Miko Wahyono ketika dihubungi
Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (18/6).
Tri menjelaskan, vaksinasi diperlukan untuk menghentikan penyebaran varian virus corona baru. Vaksinasi juga tidak bisa dilakukan terpusat hanya di Jakarta, melainkan di daerah-daerah berisiko, seperti halnya Kudus.
"Misalnya Jakarta 10 juta (penduduk), butuh 20 juta dosis. Depok 4 juta dosis, dan lain sebagainya. Tapi kan vaksin kita masih sedikit," ujar Tri.
Dengan sulitnya mendapatkan pasokan vaksin, maka Tri menyebut opsi yang paling memungkinkan saat ini untuk menghentikan penyebaran virus merupakan lockdown.
"(Lockdown) sangat diperlukan. Sekarang kita lihat Jakarta sudah penuh. Bogor sudah penuh. Tangerang sudah penuh. Bekasi sudah penuh. Depok tinggal tunggu waktunya," tambahnya.
Tri menyebut, pemberlakuan lockdown diperlukan selama setidaknya satu bulan untuk menghentikan lonjakan kasus.
Mobilitas, lanjutnya, juga perlu dihentikan di daerah-daerah yang sudah terpapar varian baru Covid-19. Jika mobilitas masih berlanjut, maka dikhawatirkan akan terjadi penyebaran virus secara meluas.
Jika dibandingkan dengan situasi tsunami Covid-19 di India beberapa waktu lalu, Tri menyebut Indonesia bisa mengalami tsunami kecil.
"Mungkin 100 dari 500 kabupaten bisa mengalami tsunami kecil," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: