Enam kasus ebola ditemukan di Watanga, Mbandaka. Empat orang telah meninggal dunia dan dua orang masih dalam perawatan, menurut keterangan situs WHO. Kemungkinan jumlah kasus meningkat setelah identifikasi dan pengawasan ditingkatkan.
"Lembaga Penelitian Biomedis Nasional (INRB) telah mengkonfirmasi kepada saya bahwa sampel dari Mbandaka terbukti positif untuk Ebola," ujar Menteri Kesehatan Eteni Longondo pada konferensi pers Senin (1/6), mengutip
AFP.
"Kami akan mengirimkan mereka vaksin dan obat-obatan dengan sangat cepat," katanya. Ia berencana mengunjungi lokasi wabah pada akhir minggu.
Ibukota provinsi Equateur, Mbandaka adalah pusat transportasi di Sungai Kongo dengan populasi lebih dari satu juta.
Provinsi Equateur sebelumnya dilanda wabah ebola antara Mei dan Juli 2018, di mana 33 orang meninggal dan 21 pulih dari penyakit tersebut.
"Ini adalah provinsi yang sudah mengalami penyakit. Jadi mereka tahu bagaimana merespons. Mereka memulai respon di tingkat lokal kemarin (Minggu)," kata Longondo.
Wabah ebola di Republik Demokratik Kongo, di provinsi Kivu Utara, Kivu Selatan, dan Ituri, sedang dalam tahap akhir sebenarnya ketika emat orang dinyatakan meninggal. Pada 14 Mei 2020, Departemen Kesehatan memulai penghitungan 42 hari untuk deklarasi akhir wabah itu.
Per Minggu, Kongo juga mencatat 3.195 kasus positif virus corona dengan 72 kematian. Sejak 2019, negara Afrika ini juga memiliki 369 520 kasus campak dengan 6779 kematian telah dilaporkan.
"Ini adalah pengingat bahwa Covid-19 bukan satu-satunya ancaman kesehatan yang dihadapi," ujar Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Meskipun banyak perhatian saat ini tertuju pada pandemi corona, ia menegaskan, WHO terus memantau dan merespons banyak keadaan darurat kesehatan lainnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: