Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Rugikan Negara Lebih dari Rp19 M, Proyek Shelter Tsunami NTB Digarap Waskita Karya

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/jamaludin-akmal-1'>JAMALUDIN AKMAL</a>
LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL
  • Rabu, 07 Agustus 2024, 17:54 WIB
Rugikan Negara Lebih dari Rp19 M, Proyek Shelter Tsunami NTB Digarap Waskita Karya
Kondisi Shelter Tsunami di NTB yang terbengkalai yang tengah diusut KPK/Net
rmol news logo Diduga merugikan keuangan negara Rp19 miliar, proyek pembangunan Shelter Tsunami di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) digarap PT Waskita Karya (Persero) Tbk.

Hal itu disampaikan Jurubicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Tessa Mahardika Sugiarto menyampaikan perkembangan penanganan dugaan korupsi pembangunan tempat evakuasi sementara (TES) atau Shelter Tsunami di wilayah NTB oleh Satuan Kerja Penataan Bangunan dan Lingkungan Provinsi NTB, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tahun 2014.

"Kontraktornya Waskita Karya," kata Tessa kepada wartawan, Rabu (7/8).

Tessa memastikan, tim penyidik masih terus mengembangkan kasus tersebut. Hingga saat ini, perhitungan kerugian keuangan negara pastinya masih dilakukan perhitungan. Akan tetapi, kerugian keuangan negara sementara lebih dari Rp19 miliar.

"Pendalaman-pendalaman dan perhitungan kerugian negara sedang berproses," katanya.

Penyidikan dugaan korupsi ini telah dilakukan KPK sejak 2023 lalu dengan menetapkan 2 orang tersangka, yaitu 1 orang dari penyelenggara negara dan 1 orang lainnya dari BUMN. 

Namun demikian, KPK belum membeberkan identitas kedua tersangka dimaksud. Hal itu akan diumumkan kepada publik ketika dilakukan upaya paksa penangkapan atau penahanan terhadap para tersangka.

Meskipun begitu, berdasarkan informasi yang diperoleh redaksi, kedua tersangka dimaksud adalah, Aprialely Nirmala selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), dan Agus Herijanto selaku Kepala Proyek PT Waskita Karya (Persero) Tbk.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA