Demikian disampaikan Wakil Ketua KPK, Nurul Ghufron ketika mengumumkan kegiatan tangkap tangan KPK di wilayah Kaltim yang telah dilakukan sejak Kamis siang (23/11).
"Giat (kegiatan) tangkap tangan ini dilakukan di tengah hiruk pikuk peristiwa yang terjadi di KPK. Hal ini menunjukkan bahwa insan KPK tetap bekerja dan KPK masih terdepan dalam memberantas korupsi. (KPK) seperti biasa dan tidak terganggu dengan hiruk pikuk yang terjadi pada KPK," kata Ghufron kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Jumat pagi (24/11).
Ghufron mengaku, sebagai salah satu pimpinan, dirinya turut bertanggung jawab dan meminta maaf kepada segenap bangsa Indonesia atas peristiwa yang telah menimbulkan kegaduhan dan hampir mengikis harapan kepada KPK untuk menjadi garda pemberantas korupsi.
Ghufron memastikan, dengan adanya peristiwa penetapan Ketua KPK Firli Bahuri sebagai tersangka oleh Polda Metro Jaya, akan menjadi pelajaran dan bahan evaluasi, baik untuk internal maupun terhadap eksternal.
Ghufron pun berkomitmen untuk melakukan pembenahan, serta terbuka untuk menerima saran dari masyarakat demi perbaikan ke depan.
"Kami berharap, masyarakat tetap mendukung secara konstruktif (jika benar mohon didukung, jika salah mohon dikritik untuk kebaikan) terhadap KPK dalam perjuangan memberantas korupsi. KPK adalah milik rakyat dan negara Indonesia, harapan itu masih ada dan akan terus ada dan membesar jika bersama bergandengan untuk memelihara dan merawat harapan Indonesia adil makmur bebas dari korupsi," pungkas Ghufron.
BERITA TERKAIT: