Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Meski Protes, KPK Yakin Nasdem Dukung Proses Penegakan Hukum Korupsi Syahrul Yasin Limpo

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/jamaludin-akmal-1'>JAMALUDIN AKMAL</a>
LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL
  • Minggu, 15 Oktober 2023, 07:48 WIB
Meski Protes, KPK Yakin Nasdem Dukung Proses Penegakan Hukum Korupsi Syahrul Yasin Limpo
Tersangka korupsi Syahrul Yasin Limpo (SYL)/RMOL
rmol news logo Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) meyakini Partai Nasdem akan mendukung proses penegakan hukum tindak pidana korupsi yang menjerat mantan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL).

Hal itu disampaikan Jurubicara Bidang Penindakan dan Kelembagaan KPK, Ali Fikri merespon protes dari Partai Nasdem soal adanya aliran uang korupsi yang mengalir untuk kepentingan Partai Nasdem senilai miliaran rupiah.

"KPK meyakini, partai politik dimaksud tentunya akan mendukung proses penegakan hukum tindak pidana korupsi ini," kata Ali kepada wartawan, Minggu (15/10).

Mengingat, kata Ali, partai politik (parpol) yang akan ikut dalam kontestasi Pemilu 2024 nanti sudah berkomitmen untuk memerangi korupsi dan menolak praktik politik uang dalam pakta integritas Program Politik Cerdas Berintegritas (PCB) yang dilaksanakan KPK dan telah disepakati oleh seluruh parpol.

"Masyarakat tentunya juga menaruh harapan besar kepada para partai politik, agar proses demokrasi di Indonesia bisa benar-benar bersih dari praktik korupsi," pungkas Ali.

Syahrul Yasin Limpo dan tersangka Muhammad Hatta (MH) selaku Direktur Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) Kementerian Pertanian (Kementan) resmi ditahan KPK pada Jumat (13/10). Sedangkan tersangka Kasdi Subagyono (KS) selaku Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementan sudah ditahan sejak Rabu (11/10).

Sebagai bukti permulaan perkara dugaan pemerasan terhadap pejabat di Kementan serta dugaan penerimaan gratifikasi, Syahrul bersama Hatta dan Kasdi menerima uang Rp13,9 miliar.

Uang tersebut berasal dari pungutan terhadap ASN di Kementan dengan adanya paksaan dan ancaman akan dimutasi jabatannya jika tidak menyetorkan uang yang diminta sebesar 4 ribu dolar AS hingga 10 ribu dolar AS setiap bulannya.

Syahrul Yasin Limpo sendiri juga ditetapkan sebagai tersangka Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU). KPK pun menemukan aliran penggunaan uang sebagaimana perintah Syahrul Yasin Limpo yang ditujukan untuk kepentingan Partai Nasdem dengan nilai miliaran rupiah.

Selain itu, penerimaan uang tersebut juga digunakan Syahrul Yasin Limpo untuk pembayaran cicilan kartu kredit, cicilan pembelian mobil Alphard milik Syahrul Yasin Limpo, perbaikan rumah pribadi, tiket pesawat bagi keluarga, hingga pengobatan dan perawatan wajah bagi keluarga yang nilainya miliaran rupiah.

Tak hanya itu, KPK juga menemukan adanya penggunaan uang lain oleh Syahrul Yasin Limpo bersama-sama dengan Kasdi dan Hatta serta sejumlah pejabat di Kementan untuk ibadah Umroh di Tanah Suci dengan nilai miliaran rupiah.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA