Djonnie mengaku hanya dicecar sebanyak enam pertanyaan oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sejak pukul 10.10 WIB tadi hingga pukul 13.30 WIB.
Namun, Djonnie tak membeberkan pertanyaan apa yang dilontarkan penyidik kepada dirinya.
"Enggak ada, kebetulan saja saya dipanggil, enggak ada apa-apa kok," ucap Djonnie Rahmat kepada wartawan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Selasa (4/2).
Djonnie hanya menyampaikan bahwa dirinya diperiksa dalam waktu yang sebentar, bahkan ia hanya dilontarkan pertama oleh penyidik sebanyak enam pertanyaan.
"Enggak banyak kok, ya lima sampai enam pertanyaan," pungkasnya.
Dalam kasus ini, KPK menetapkan tiga orang tersangka yakni mantan Dirut PT Garuda Indonesia, Emirsyah Satar; Bos PT MRA, Soetikno Soedardjo dan Direktur Teknik Pengelolaan Armada PT Garuda Indonesia, Hadinoto Soedigno.
Hadinoto diduga kuat menerima uang dari Emirsyah Satar. KPK menduga Emirsyah Satar telah menerima uang suap dari perusahaan manufaktur terkemuka asal Inggris Rolls-Royce untuk pembelian 50 mesin pesawat Airbus SAS pada periode 2005-2014 oleh PT Garuda Indonesia melalui Soetikno yang saat itu menjabat sebagai Beneficial Owner dari Connaught International Pte. Ltd yang berlokasi di Singapura.
Emirsya Satar diduga kuat telah menerima uang dari Soetikno sebesar Rp 5,79 miliar. Disinyalir uang itu untuk membayar satu unit rumah yang berlokasi di Pondok Indah.
Emirsyah juga diduga menerima uang senilai 680 ribu Dolar Singapura dan 1,02 juta Euro yang dikirim ke rekening perusahaan miliknya di Singapura serta 1,2 juta Dolar Singapura untuk pelunasan Apartemen di Singapura.
Selain itu, Soetikno juga mengalirkan uang kepada Hadinoto Soedigno. Diduga Soetikno telah memberi sebesar 2,3 juta Dolar Singapura dan 477 ribu Euro yang dikirim ke rekening Hadinoto di Singapura.
BERITA TERKAIT: