WP-KPK Beberkan Alasan Jumlah Capim KPK Turun, Salah Satunya Tudingan Radikal

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/faisal-aristama-1'>FAISAL ARISTAMA</a>
LAPORAN: FAISAL ARISTAMA
  • Selasa, 02 Juli 2019, 05:40 WIB
WP-KPK Beberkan Alasan Jumlah Capim KPK Turun, Salah Satunya Tudingan Radikal
Wadah Pegawai KPK/RMOL
rmol news logo Wadah Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (WP-KPK) mengungkapkan sedikitnya dua hal yang menjadi penyebab merosotnya jumlah pendaftar calon pimpinan (Capim) KPK tahun ini.

Menurut Ketua WP-KPK, Yudi Purnomo, selain minimnya sosialisasi, orang-orang yang menjadi panitia seleksi (Pansel) Capim KPK masih menuai kontroversi di kalangan masyarakat. Kemudian, isu-isu terorisme kerap diembuskan kepada figur-figur yang akan mencalonkan diri sebagai Capim KPK.

"Memang Pansel Capim KPK kan sudah mendapatkan kontroversi dari masyarakat dan diragukan (integritasnya). Lalu adanya isu-isu radikal yang mengecewakan bagi masyarakat dan tokoh-tokoh antikorupsi," ujar Yudi di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Senin (1/7) malam

Yudi mengatakan, pemilihan Capim KPK Jilid V merupakan pemilihan calon pemimpin lembaga antirasuah. Karenanya, menjadi tidak relevan jika isu-isu radikalisme yang mengarah pada terorisme itu diembuskan pada seleksi Capim KPK.

Ditegaskan Yudi, seluruh pegawai KPK dipastikan bukanlah sarang teroris. Sebab seluruh pegawai KPK adalah seorang Pancasilais yang terus berupaya memberantas korupsi di Tanah Air.

"Isu radikal itu merupakan pengalihan isu. Sebab yang dipilih adalah pimpinan KPK, bukan lembaga antiteroris. Karena itu menurut kami, sangat tidak objektif jika dikatakan berjilbab, berjenggot, celananya cingkrang itu radikal," tegas Yudi.

"Pegawai KPK adalah orang-orang Pancasilais. Justru koruptor adalah orang-orang yang tidak Pancasilas. Karena mereka merampok uang rakyat," sambungnya.

Lebih lanjut, WP-KPK akan terus berupaya melakukan komunikasi preventif dengan pihak Pansel Capim KPK agar dapat menjaring Capim KPK yang memiliki rekam jejak dan integritas. Salah satunya dengan mendatangi sejumlah tokoh-tokoh antikorupsi dan pegawai KPK yang sudah bertahun-tahun memberantas korupsi.

"Adapun syarat utama yang paling penting 40 tahun, mempunyai pengalaman 15 tahun dalam pemberantasan korupsi. Kami lakukan komunikasi-komunikasi preventif itu dari sekarang," tandasnya.

Berdasarkan pemaparan WP-KPK, jumlah Capim KPK tahun ini hanya berkisar 70-an orang. Jumlah ini menurun dibandingkan pemilihan calon pimpinan KPK periode sebelumnya yang mencapai 190-an calon. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA