Untuk tahap selanjutnya, kepolisian akan mencari pembanding senjata yang biasanya memakai peluru kaliber 5.56 dan 9 Mm.
“Masih didalami dulu karena uji balistik senjata apa yang digunakan untuk kaliber 5,56 dan 9 mm. Masih harus ada pembanding senjatanya," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (18/6).
Setelah itu baru identifikasi pemilik senjatanya.
"Ok ketemu pembanding senjatanya, ketemu pembandingnya tapi senjata yang digunakan itu senjata siapa? Itu perlu pembuktian dan analisa yang cukup dalam," terang Dedi.
Dari hasil Laboratorium Forensik (Labfor), tiga proyektil yang berhasil diangkat berkaliber 5,56 dan 9 Milimeter.Tingkat kerusakan proyektil cukup parah, terutama pada kaliber 9 mm sehingga mempersulit uji balistik jenis senjatanya.
Dedi menjelaskan, kaliber 5,56 mm dan 9 mm biasanya digunakan untuk senjata standar Polri-TNI, termasuk jenis rakitan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.