Kepada wartawan, Abas mengaku dirinya memang memang memiliki hubungan politik dengan Sitha. Diketahui, Sitha merupakan kader Golkar yang berencana mengikuti Pilkada 2018 dan berkoalisi dengan partai Hanura.
"Kenal. Iya karena bunda Sitha kan Walikota Tegal yah yang lama itu aja," kata Abas usai diperiksa di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Kamis (2/11).
Dalam kasus tersebut Sitha diduga menerima suap pengelolaan dana kesehatan di RSUD Kardinah dan pengadaan barang jasa di Pemkot Tegal TA 2017. Bersama pengusaha Amir Mirza Hutagalung, Sitha diduga menerima suap hingga Rp 5,1 miliar yang diterima dalam rentan waktu Januari-Agustus 2017.
Uang itu rencananya akan digunakan Sitha dan Amir untuk maju pada pemilihan Walikota dan wakil Walikota Tegal 2018.
Dalam pencalonan itu, Golkar sebagai partai pengusung Sitha berencana melakukan koalisi dengan Hanura. Abas mengungkapkan partainya baru melakukan pendekatan untuk mengusung Sitha pada Pilkada 2018.
"Rekomendasi belum turun, pendekatannya udah. Itu aja," tuturnya.
Meski begitu Abas mengaku tak mengetahui perihal uang suap yang akan digunakan Sitha untuk modal Pilkada itu.
"Enggak keterkaitan kita hanya masalah politik saja. Kita gak tau yah karena kita gak terlibat di dalam itu hanya kapasitas bunda saja sebagai walkot dan akan nyalon lagi dan yang pertama juga bukan sama Hanura," imbuhnya.
Setelah Sitha dicokok KPK, Abas mengaku partainya masih mencari calon Walikota yang akan didukung partainya. Hingga saat ini, Hanura belum memutuskan siapa pihak yang akan diusung partainya.
"Belum tahu masih ada bebera pendekatan dari bakal calon ke Hanura. Kami belum memutuskan. Yah, beberapa lah yang ada di Tegal," pungkasnya.
[san]
BERITA TERKAIT: