Di Dunia Konstruksi, Nazaruddin Dan Rosalinda Manulang Itu Cukup Terkenal

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Rabu, 23 Agustus 2017, 15:53 WIB
Di Dunia Konstruksi, Nazaruddin Dan Rosalinda Manulang Itu Cukup Terkenal
Nazaruddin/net
rmol news logo Mantan Bendahara Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin disebut sebagai pihak yang mengawal PT Duta Graha Indah (DGI) Tbk, yang kini telah berubah nama menjadi PT Nusa Konstruksi Enjiniring untuk memenangkan proyek pembangunan Wisma atlet di Jakabaring, Sumatera Selatan.

Selain Nazar, bekas anak buahnya yang bernama Mindo Rosalina Manulang alias Rosa juga terkenal di kalangan kontraktor.

Hal itu diakui oleh Mantan Manejer Pemasaran PT Wijaya Karya, Mulyana saat bersaksi dalam sidang lanjutan perkara dugaan korupsi mantan Direktur Utama PT DGI Dudung Purwadi, Rabu (23/8).

Menurutnya, dalam proyek pembangunan wisama atlet ada kekuatan besar yang mengawal agar proyek tersebut dikerjakan oleh perusahaan tertentu.

Belakangan setelah dirinya ditemui Manajer Pemasaran PT DGI, Mohammad El Idris untuk meminta PT Wijaya pernah diminta PT DGI untuk menjadi pendamping dalam proyek pembangunan wisma atlet, baru mengetahui kekuatan besar tersebut adalah M. Nazaruddin.

"Menurut beliau ada dukungan yang saat itu ada kekuatan, yang saat itu yang tersebar di dunia konstruksi ada pihak yang mempunyai kekuatan di proyek itu. Ada nama yang disebutkan yaitu Ibu Rosa," kata Mulyana.

"Siapa Ibu Rosa yang dijelaskan Pak El Idris?" tanya jaksa penuntut umum KPK.

"Dalam percaturan dunia kontruksi nama itu cukup terkanal, dia di bawah, disebut-sebut (orangnya) Nazaruddin," ujar Mulyana.

Mulyana mengaku saat itu tak mengenal Nazaruddin. Namun yang dirinya mengetahui Nazaruddin dari pemberitaan, yang disebutkan sebagai salah satu pengurus partai yang tengah berkuasa saat proyek pembangunan Wisma Atlet bergulir.

"Nama di belakang Pak Idris sangat punya pengaruh. Nama Bu Rosa dan Pak Nazaruddin," kata Mulyana.

Hal yang sama juga disampaikan Bambang Kristanto, mantan Manajer Teknik Divisi Konstruksi PT Nindya Karya.

Bambang menjelaskan, PT Nindya Karya sempat mengikuti proses prakualifikasi. Namun setelah dinyatakan lolos untuk ikut tender, General Manager Divisi Konstruksi PT Nindya Karya Heru Sulaksono menelepon dirinya agar mengurungkan niat ikut tender.

Menurut Bambang, ketika itu Heru menyampaikan bahwa proyek Wisma Atlet sudah diserahkan ke PT DGI lantaran mendapat dukungan dari Nazaruddin. Bambang menyebut, PT Nindya Karya tak akan menang bila tetap ikut dalam tender tersebut.

"Setelah dapat undangan lelang, saya dipanggil General Manager Divisi Konstruksi Heru Sulaksono, bahwa diberitahu proyek ini diminta PT DGI. Kita diminta untuk membantu PT DGI karena di belakang ada orang kuat. Kalau pun ikut tender nggak akan menang," tuturnya.

"Siapa orang kuatnya?," tanya jaksa KPK.

"Bapak Nazaruddin kalo nggak salah," timpal Bambang.

Dalam persidangan sebelumnya, Rosa mengakui bahwa dia diperintah oleh Nazaruddin untuk bertemu pejabat pemerintah terkait dan pihak-pihak yang akan menjadi kontraktor pelaksana proyek. Rosa diminta memberi tahu bahwa masing-masing anggaran proyek telah disetujui oleh DPR.

Menurut Rosa, setiap kontraktor termasuk PT Duta Graha Indah ditawarkan untuk mengerjakan proyek. Namun, syaratnya setiap kontraktor harus bersedia memberikan fee yang telah ditentukan Nazaruddin.[san]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA