Empat Korban Penyiksaan Novel Baswedan Bersaksi Di DPR

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Senin, 21 Agustus 2017, 16:51 WIB
Empat Korban Penyiksaan Novel Baswedan Bersaksi Di DPR
rmol news logo Empat orang yang mengaku pernah disiksa penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi, Novel Baswedan, mengadu ke Panitia Khusus KPK di DPR RI.

Mereka adalah korban penyiksaan ketika Novel masih bertugas di Polres Bengkulu dan sedang menyelidiki kasus pencurian sarang burung walet.

Salah satu korban, Irwansyah Siregar, mengakui bahwa dirinya memang melakukan pencurian. Tetapi, petugas polisi yang menangkapnya melakukan penyiksaan terhadap dia dan teman-temannya. Akibat penyiksaan, salah satu dari mereka meninggal dunia.

"Kami bersumpah, kami memang maling burung walet. Tapi kami tidak tahu kenapa disiksa," ujar Irwan sambil menangis di ruang KK-I, Gedung Nusantara, Senayan (Senin, 21/8).

Irwan mengaku bahwa dirinya dan kawan-kawannya ditelanjangi dan dilindas kendaraan roda dua dengan diberi bantalan kayu di atas perut.

"Komandannya siapa?" tanya Ketua Pansus, Agun Gunandjar, asal Fraksi Partai Golkar.

"Itu, Pak Novel (Novel Baswedan, red) sama Pak Siahaan, pak," jawab Irwan.

Irwan masih ingat, Novel Baswedan yang kala itu menjabat Kasat Reskrim Polres Bengkulu hanya tertawan melihat penyiksaan anak buahnya terhadap para tersangka.

Selain dilindas motor, Irwan dan teman-temannya juga disetrum di bagian alat vital dan lidah mereka hingga mengalami luka bakar cukup serius.

"Kami disetrum, itu orang ketawa pak," ujar Irwan.

"Itu siapa?" cecar Agun lagi.

"Ya itu pak, si Novel" jawab Irwan.

Irwan dan rekan-rekannya juga menunjukkan bekas luka tembak yang diterima dalam penyiksaan, yang juga menewaskan temannya akibat pendarahan hebat setelah diterjang peluru polisi. Dalam pertemuan dengan Pansus tadi, Irwan dan kawan-kawan meminta bantuan DPR untuk mengusut penyiksaan yang mereka alami dan memberikan keadilan.

Irwan pun menganggap insiden penyiraman air keras yang dialami Novel Baswedan pada April lalu sebagai kutukan atau balasan dari perbuatannya di masa lalu.

"Saya bersyukur Pak Novel kena begitu. Mata saya dulu berdarah sampai seminggu. Sumpah saya, itulah balasan bagi yang menzalimi kami," ucapnya. [ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA