Masinton Minta Polisi Usut Kekerasan Pegawai PUPR Terhadap Wartawan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Rabu, 31 Mei 2017, 21:24 WIB
Masinton Minta Polisi Usut Kekerasan Pegawai PUPR Terhadap Wartawan
Ilustrasi/net
rmol news logo Anggota Komisi III DPR RI, Masinton Pasaribu, mendukung langkah jurnalis yang diintimidasi saat bertugas untuk melapor ke kepolisian.

Politikus muda PDI Perjuangan itu merespons kasus penghinaan dan pencekikan terhadap wartawan Kantor Berita Politik RMOL, Bunaiya Fauzi Arubone, oleh orang yang mengaku petugas protokoler Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Saat ini, Bunaiya sedang melaporkan kejadian yang menimpanya ke Polda Metro Jaya didampingi beberapa wartawan lain yang melihat insiden tersebut.

"Saya mendesak Polda Metro Jaya menindaklanjuti pengaduan kekerasan terhadap wartawan. Agar ke depan wartawan yang sedang bertugas tidak menerima perlakukan sewenang-wenang lagi dari siapapun," ujar Masinton beberapa saat lalu.

Kejadian berlangsung di Ruang Serbaguna lantai 17, Gedung Utama Kementerian PUPR, setelah adzan magrib tadi. Ketika itu Menteri Basoeki Hadimoeljono hendak membagi-baikan plakat di acara pengukuhan pengurus Badan Kejuruan Teknik Lingkungan Persatuan Insinyur Indonesia periode 2017-2020.

Saat itu, Bunaiya hendak memfoto menteri. Di saat bersamaan, seorang petugas protokoler memintanya minggir karena hendak menaruh gelas. Bunaiya yang sedang menjalankan tugas meminta izin untuk mengambil foto lebih dahulu sebelum menyingkir. Tetapi, kata makian yang ia dapat.

"Saya bilang sebentar bang belum dapat foto bagus. Tapi orang protokol PUPR itu bilang 'monyet nih anak'," cerita Bunaiya.

Bunaiya yang tidak terima dihina kemudian menanyakan maksud orang tersebut. Tapi petugas protokoler itu malah mencekik sembari mendorongnya ke luar ruangan.

"'Gue protokoler sini. Lu jangan macam-macam', dia bilang gitu sambil cekik dan dorong saya keluar ruangan," lanjut Bunaiya.

Tak hanya itu, petugas protokoler PUPR itu mengelilingi Bunaiya bersama pelayan dan petugas keamanan seolah hendak menangkap penjahat kriminal. Ia pun memegang kartu pers milik Bunaiya.

"Bodo amat lu dari Rakyat Merdeka kek. Terus salah satu pelayan membentak saya untuk keluar dari ruangan. Saya juga dituduh wartawan abal-abal," ungkap Bunaiya. Dia kemudian digiring dua orang petugas keamanan PUPR ke lift. [ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA