"Yang jelas ada kaitannya dengan teroris kelompok JAD," ujar Kapolda Jatim Irjen Machfud Arifin kepada wartawan di Mapolres Tuban (Sabtu, 8/4).
Menurut Machfud, pihaknya masih melakukan pendalaman terhadap satu pelaku yang berhasil ditangkap dalam kondisi hidup. Meski terdapat indikasi tidak terkaitan dengan enam terduga teroris yang ditembak mati dalam pengepungan. Pasalnya, pelaku diketahui pernah menjalani perawatan di Rumah Sakit Jiwa Menur, Surabaya.
"Yang masih hidup ada, karena masih pendalaman. Tapi indikasi dari keluarganya sudah telepon pernah dirawat di RSJ Menur tiga kali. Mungkin tidak terkait dengan kejadian ini, tapi masih kita dalami," jelasnya.
Baku tembak antara polisi dengan terduga teroris bermula dari aksi penyerangan yang dilakukan dengan menembaki Aiptu Yudi dan Aiptu Tatang, anggota Satlantas Pos Peteng saat berjaga di Pos Black Spot area hutan jati Peteng sekitar pukul 10.00 WIB. Melintas di depan pos, pelaku yang menumpang mobil Terios bernopol H-9037-BZ melakukan penembakan sebanyak empat kali. Kemudian anggota polisi yang ditembaki tiarap dan mobil pun melarikan diri ke arah timur dengan kecepatan tinggi.
Para pelaku turun dari mobil Terios di pinggir jalan Dusun Bogang, Desa Beji, Kecamatan Jenu. Selanjutnya berlari ke area persawahan dengan membawa ransel dan senjata laras panjang, hingga berhasil dilumpuhkan dengan pengepungan.
Polisi mengamankan barang bukti yang terdapat di dalam mobil pelaku. Antara lain dua tas ransel berisi peluru, empat helm, tiga ponsel Nokia dan satu Samsung, paspor Nomor B4284092 atas nama Satria Aditama kelahiran 18 Oktober 1998, satu handy talky, satu box peluru senapan pendek, Kitan Suci Al Quran, dan gantungan kunci.
[wah]
BERITA TERKAIT: