Denny menyatakan niatnya membantu Anas saat itu tulus. Apalagi, Anas "curhat" ke Denny tidak memiliki dana banyak untuk maju sebagai calon orang nomor 1 di Partai Demokrat. Saat itu, Denny hanya mengutarakan permintaan kepada Anas agar tak menghalang-halanginya jika ingin "gabung" ke Demokrat.
"Janji di sini bukan janji Anas akan aktif. 'Yang penting, Nas jangan kamu halangi akses saya masuk ke Demokrat. Cukup jangan halangi saya'," kenang Denny saat bersaksi dalam sidang lanjutan terdakwa Anas Urbaningrum di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (7/8).
Denny berbicara seperti itu ke Anas lantaran akses masuk Demokrat memang sangat sulit, ada kompetitor yang menyulitkan.
"Karena ada kompetitor juga, saya bilang ke Anas tolong dibantu, dan kemudian Hadi Utomo bilang kepada saya 'ada survei nih'," terang Denny.
Di luar itu, Denny menyatakan sangat bangga jika berhasil memenangkan Anas sebagai Ketum Demokrat. Sebab, saat itu lawan Anas (Marzuki Alie dan Andi Alifian Mallarangeng) punya kekuatan cukup besar. Apalagi, saat itu Andi Mallarangeng didukung oleh Keluarga Cikeas.
"David melawan Goliath, kalau dia menang itu dahsyat sekali. Reputasi saya akan naik. Karena saya hanya backup saja dan biayanya terukur maka pakai biaya pribadi saja tidak masalah," tandasnya.
Dalam dakwaan Anas dipaparkan bahwa survei dilakukan terkait pencalonan Anas sebagai ketum dalam Kongres Demokrat tahun 2010. Menurut JPU KPK, Anas menerima fasilitas berupa survei dari Lingkaran Survei Indonesia dengan biaya Rp 478,632 juta yang dilaksanakan antara bulan April 2010-Mei 2010.
Menurut jaksa, survei itu gratis karena Anas menjanjikan LSI pekerjaan survei untuk pemilihan bupati/walikota dari calon Demokrat.
[ald]
BERITA TERKAIT: