Kasus yang ditanyakan, antara lain dugaan korupsi 12,4 APBD Solo saat Jokowi selaku Wali Kota, Kasus Bus Trans Jakarta Jokowi senilai Rp1,5 triliun, kasus rekening Jokowi di luar negeri senilai USD 8 juta, serta kasus yang diduga melibatkan Megawati Soekarnoputri dalam skandal Release and Discharge BLBI.
‎Selain Faizal, nampak dalam kelompok tersebut, Praktisi Hukum Eggi Sudjana. ‎Awalnya, mereka tertib. Tapi, entah mengapa tiba-tiba sejumlah aktivis itu memaki-maki seorang wartawan dari media televisi nasional.
Dari teriakannya, diketahui mereka kecewa karena demo progres 98 beberapa waktu lalu di kantor KPK, ditayangkan tv tersebut, berbeda dengan isi tuntutannya. TV tersebut menyebut bahwa demo terjadi karena ada bayarannya.
"Heh bilang bos kamu, saya tahu itu busuknya," gerutu Faizal kepada awak media itu.
Situasi keamanan menjadi ricuh. ‎Sejumlah petugas keamanan KPK dan Polisi berusaha melerai Faizal dan wartawan tersebut. Awak media itu lalu lalu menunjukan bukti berupa video yang membenarkan adanya 'bayaran' pada demo tersebut.
Kemarahan Faizal langsung redam. Oleh petugas KPK, dia dipersilakan untuk melakukan pelaporan. Tapi, Faizal malah menjadi-jadi. Dia minta dipertemukan dengan Komisioner KPK.
Jurubicara KPK, Johan Budi akhirnya menemui Faizal cs. Tapi, suasana malah semakin ricuh. Para pelapor berteriak-teriak, bahkan ada yang coba memukul Johan Budi. Mereka merasa KPK sudah tak adil dalam menangani kasus yang sudah berkali-kali pihaknya laporkan.
"Ini seolah-olah Jokowi kebal hukum, Megawati seolah-olah kebal hukum. Komisioner KPK jangan hanya sekedar ngomong di media massa. Harus tindak lanjut laporan kami. Kami punya bukti makanya laporan kami sampaikan," kata Faisal Assegaf.
Setelah dilerai petugas‎, Johan lalu mempersilahkan mereka untuk duduk bersama di dalam ruang jumpa pers. Disitu, Johan sempat mengklarifikasi mengenai tuntutan-tuntutan para pelapor yang sudah diterima Dumas KPK.
BERITA TERKAIT: