KPK Kembali Periksa Dua Mantan Ketua DPC untuk Anas

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Jumat, 13 Desember 2013, 09:49 WIB
KPK Kembali Periksa Dua Mantan Ketua DPC untuk Anas
anas urbaningrum/net
rmol news logo Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus mendalami perkara dugaan gratifikasi yang diterima oleh bekas Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum dalam proyek pembangunan sekolah olahraga di Hambalang.

Tim penyidik pun mulai mengembangkan proses penyidikan ke Kongres Partai Demokrat yang diadakan di Bandung pada 2010 lalu. Diduga sejumlah uang proyek tersebut mengalir ke dalam kongres tersebut.

Hari ini (13/12) tim penyidik menjadwalkan pemeriksaan terhadap mantan Ketua DPC Kab. Minahasa Tenggara Diana Maringka, dan mantan Ketua DPC Boalemao, Gorontalo Ismiyati Saidi.

"Diperiksa sebagi saksi untuk AU (Anas Urbaningrum)," ujar Kepala Bagian Pemberitaan dan Informasi KPK, Priharsa Nugraha saat dikonfirmasi.

Diketahui, Diana Maringka dan Ismiyati Saidi adalah orang yang mengadu kepada KPK bahwa ada pembagian sejumlah uang dan Blackberry di dalam kongres tersebut. Pada Juni 2012 lalu, Diana Maringka bahkan pernah menyerahkan sejumlah barang bukti terkait aliran dana kongres Partai Demokrat tahun 2010.

"Rupiah terima Rp 50 juta, Rp 30 juta uang Kongres, Rp 20 juta dari Demokrat Sulut. Duit totalnya USD 7000 pecahan 100 dolar," kata Diana di kantor KPK saat itu.

Menurut Diana, uang tersebut berasal dari sponsor pemenangan Anas dalam kongres. Ia mengatakan uang tersebut diberikan oleh Umar Arsal. "Namanya kita ada di grup pak Anas ya harus pilih pak Anas. Saya memilih karena sudah megang duit. Waktu itu masih simpati ke pak Anas," terangnya.

Sedangkan Ismiyati, yang pernah dihadirkan sebagai saksi meringankan dalam persidangan dengan terdakwa Muhammad Nazaruddin juga membenarkan adanya aliran dana di dalam kongres. Ismiati bahkan mengaku telah menerima uang 7 ribu dolar AS. Ia pun mengaku bahwa ada pengarahan untuk memilih Anas Urbaningrum agar menang sebagai ketua umum Partai Demokrat. Bahkan semua kader yang saat itu berada di Hotel Sultan diminta untuk memilih Anas.

"Di Aston saya dapat 2 ribu. Di putaran kedua (pemilihan ketua umum PD dapat US$ 5 ribu). Karena semua yang di Hotel Sultan pilih Anas," ujar Ismiyati. [rus]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA