Sidang Majelis Kehormatan Cuma Sandiwara yang Menutupi Substansi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/aldi-gultom-1'>ALDI GULTOM</a>
LAPORAN: ALDI GULTOM
  • Selasa, 08 Oktober 2013, 12:47 WIB
Sidang Majelis Kehormatan Cuma Sandiwara yang Menutupi Substansi
ray rangkuti/net
rmol news logo Majelis Kehormatan Hakim Konstitusi memulai rangkaian sidang dugaan pelanggaran kode etik Akil Mochtar secara terbuka kemarin malam. Ini menyusul penetapan Akil sebagai tersangka oleh KPK. Majelis melakukan pemeriksaan dari segi etika serta mengusut masalah penemuan ganja dan pil narkoba di ruangan Akil.

Namun, di mata Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia (Lima), Ray Rangkuti, ada beberapa hal menggelitik di persidangan produk Majelis pimpinan Harjono. Pertama, nampaknya sidang ini masih berkutat pada soal pribadi Akil Mochtar. Apa kegiatan, siapa tamu, kebiasaan, hadiah atau uang yang pernah diterima. Intinya adalah soal apa saja yang dilakukan Akil setiap hari.

"Kedua, karena hanya berpusat pada Akil, tentu menimbulkan pertanyaan apa maksud dan tujuan sidang ini. Bukankah ini seperti menggarami lautan? Sebab, pada saat yang sama Akil sudah menyatakan mundur dari MK," kata Ray, dalam pesan singkat kepada wartawan, Selasa (8/10).

Kasus Akil yang terkait dengan dugaan suap tengah ditangani oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), sementara yang terkait dengan obat-obat terlarangnya tengah ditangani oleh Badan Narkotika Nasional (BNN). Jika penyidikan KPK dan BNN menyatakan bahwa cukup bukti Akil melakukan upaya suap dan mengkonsumsi obat terlarang, maka sudah lebih dari cukup untuk memberhentikan Akil, tanpa harus melalui sidang etik di MK.

"Karena itu, jika sidang MK hanya berputar pada aspek soal dugaan adanya pelanggaran etik yang dilakukan Akil semata, maka sidang ini hanya tontonan sandiwara yang justru punya potensi menutupi pertanyaan sekaligus jawaban subtansial masyarakat lainnya. Yakni ,apakah praktik suap ini hanya dilakukan Akil sendiri atau juga melibatkan hakim lain?" terang Ray.

Ray menandaskan, kegagalan Majelis Kehormatan membongkar dugaan suap yang pernah dilontarkan sekitar tiga tahun lalu seharusnya tidak terulang akibat sidang majelis yang membatasi diri hanya pada persoalan yang tampak di permukaan. Padahal setidaknya sudah dua kali MK diterpa isu suap. Tapi dua kali itu pula gagal terbongkar. Akhirnya, tak ada perubahan signifikan di lingkungan MK. [ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA