Kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengumumkan bahwa hasil pemeriksaan menunjukkan ketiga jenazah tersebut tidak termasuk dalam daftar sandera yang masih ditahan.
Namun, Israel belum memberikan informasi lebih lanjut terkait identitas dari jenazah-jenazah yang dikirimkan Hamas itu.
Sebelumnya, Hamas menyebut telah menawarkan untuk menyerahkan sampel dari jenazah yang belum teridentifikasi, namun Israel menolak dan meminta seluruh jenazah untuk diperiksa langsung.
“Kami menyerahkan jenazah-jenazah itu untuk menghentikan tuduhan Israel,” ujar pernyataan resmi Hamas, seperti dimuat
Associated Press, Minggu, 2 November 2025.
Pihak berwenang di Gaza mengaku kesulitan melakukan identifikasi karena tidak memiliki peralatan DNA yang memadai.
Di Israel, keluarga dan para pendukung korban kembali menggelar aksi unjuk rasa pada Sabtu malam, mendesak pemerintah segera memulangkan seluruh sandera.
“Kelompok Hamas mempermainkan kami,” kata Yael Adar, ibu dari almarhum Tamir Adar, dalam sebuah aksi di Tel Aviv.
Namun, suara berbeda disampaikan Moran Harari, sahabat mendiang Carmel Gat, yang menyerukan agar Israel tetap menahan diri.
“Perang ini sudah merenggut terlalu banyak nyawa. Kita tidak boleh terjebak lagi di dalamnya,” ujarnya di Yerusalem.
Sejak gencatan senjata dimulai pada 10 Oktober lalu, Hamas telah menyerahkan jenazah 17 sandera, sementara 11 lainnya masih berada di Gaza.
Israel menuntut proses penyerahan yang lebih cepat, sedangkan Hamas berdalih kondisi di lapangan masih sulit akibat kerusakan besar dan kehadiran militer Israel.
BERITA TERKAIT: