Karki yang kini berusia 73 tahun disumpah oleh Presiden Ram Chandra Paudel. Pelantikan tersebut digelar di istana kepresidenan dan disiarkan televisi pemerintah.
"Selamat! Kami mendoakan kesuksesan Anda, mendoakan kesuksesan negara ini," kata Paudel kepada Karki, seperti dikutip
AFP, Sabtu, 13 September 2025.
Dalam upacara pelantikan, Karki tampil mengenakan sari merah. Ia tersenyum, berulang kali menyatukan kedua tangannya sebagai salam tradisional, namun tidak menyampaikan pidato.
"Ini adalah momen kemenangan, akhirnya kekosongan kekuasaan telah berakhir," kata Amrita Ban, salah satu demonstran dari kelompok Gen Z.
Sementara itu, Penasihat Pers Kepresidenan Kiran Pokharel menegaskan bahwa pembentukan dewan menteri akan segera dilakukan.
"Sebuah dewan menteri akan dibentuk setelahnya, dan proses-proses lainnya akan dilanjutkan setelahnya," ujarnya.
Pelantikan ini dilakukan setelah mundurnya Perdana Menteri KP Sharma Oli, yang diikuti pengunduran diri Paudel beberapa jam kemudian.
Keduanya tertekan oleh gelombang protes besar pada 8 September 2025, yang awalnya digerakkan anak muda sebelum berubah menjadi kerusuhan besar hingga menyerang rumah-rumah pejabat.
Laporan CNN menyebut, kekosongan kepemimpinan sempat membuat Nepal tanpa figur eksekutif. Situasi kian runyam karena aksi protes dipicu kebijakan pemerintah yang memblokir 26 platform media sosial populer, termasuk Facebook, Instagram, WhatsApp, YouTube, hingga X akibat perusahaan teknologi tak memenuhi regulasi baru.
Namun, akar masalah jauh lebih dalam. Ketimpangan ekonomi dan tingkat pengangguran yang tinggi sudah lama membayangi masyarakat Nepal.
Kerusuhan kali ini tercatat sebagai yang terburuk sejak berakhirnya perang saudara dan runtuhnya monarki pada 2008, dengan korban tewas mencapai 51 orang.
Militer sempat turun tangan dengan memberlakukan jam malam. Setelah dua hari negosiasi intensif antara Panglima Angkatan Darat Jenderal Ashok Raj Sigdel, Presiden Paudel, serta kelompok aktivis muda "Gen Z", tercapai kesepakatan menunjuk Karki sebagai pemimpin transisi.
Ribuan pemuda sebelumnya menggunakan aplikasi Discord untuk merumuskan langkah politik mereka, dan akhirnya menyepakati nama Karki sebagai sosok pemimpin baru.
BERITA TERKAIT: