Peringatan itu disampaikan lewat pernyataan resmi Direktorat Hubungan Masyarakat dan Informasi Markas Besar Tentara Nepal, seperti dikutip dari The Rising Nepal hari Jumat, 12 September 2025.
“Penyalahgunaan senjata-senjata tersebut dapat menyebabkan hilangnya nyawa dan kerusakan besar pada properti. Karena itu, individu yang memiliki informasi diharapkan segera melapor kepada aparat keamanan dan mendorong mereka yang menyimpan senjata untuk menyerahkannya,” bunyi pernyataan tersebut.
Tentara Nepal juga mengingatkan warga agar tidak mengenakan atau menyalahgunakan seragam militer selama periode yang sensitif ini. Bagi siapa pun yang menolak mengembalikan senjata jarahan, tentara menegaskan akan ada konsekuensi hukum.
Markas Besar Tentara Nepal mengonfirmasi baru menerima 73 senjata yang dijarah saat protes pada Selasa, 9 September 2025. Sebagian besar senjata itu dikembalikan secara sukarela oleh warga sipil.
Menurut lembaga itu, pada Rabu, 8 September 2025, sekitar pukul 13.00 hingga 17.00, tentara juga menangkap empat tersangka penjarah di kawasan Maharajgunj.
Tentara menambahkan bahwa situasi di Penjara Distrik Dhulikhel, Kavre, tempat terjadi bentrok antara narapidana dan polisi, kini sudah terkendali.
Kebakaran yang melanda Penjara Dillibazar juga telah berhasil dipadamkan berkat kerja sama tentara dan aparat keamanan lainnya.
Selain itu, aparat gabungan telah menangkap kembali sejumlah narapidana yang melarikan diri dari berbagai penjara distrik, termasuk empat orang di Saptari, 202 orang di Sunsari, 43 orang di Rukum (Barat), 50 orang di Kapilvastu, dan empat orang di Myagdi.
BERITA TERKAIT: