Fenomena Pengibaran Union Jack Panaskan Sentimen Anti Imigran di Inggris

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 01 September 2025, 08:13 WIB
Fenomena Pengibaran Union Jack Panaskan Sentimen Anti Imigran di Inggris
Massa kibarkan bendera Union Jack dalam protes anti-imigran di Inggris (Foto: Akun X @endwokeness)
rmol news logo Bendera St. George’s Cross dan Union Jack berkibar di banyak jalan Inggris dalam beberapa pekan terakhir. 

Fenomena ini muncul di tengah memanasnya isu migrasi di Inggris. Survei YouGov menunjukkan, sejak akhir Juni, imigrasi menjadi kekhawatiran utama melampaui isu ekonomi. 

Dalam beberapa pekan terakhir, sejumlah hotel penampungan pencari suaka menjadi sasaran protes. Gerakan ini banyak dipicu oleh kelompok Weoley Warriors dari Birmingham, yang menyebut diri mereka “pria Inggris yang bangga” dan mendorong pengibaran lebih banyak bendera di berbagai kota, terutama di West Midlands.

Pendukung fenomena ini menyebutnya sebagai simbol kebanggaan nasional, namun sebagian warga khawatir tren ini berkaitan dengan meningkatnya sentimen anti-imigrasi.

“Itu bendera kita, kita seharusnya bangga mengibarkannya,” kata Livvy McCarthy, seorang bartender di Isle of Dogs, London, dikutip dari Reuters, Senin 1 September 2025.

Sejarah membuat simbol bendera ini sensitif. Pada 1970-an, bendera Union Jack pernah diadopsi oleh partai sayap kanan Front Nasional, yang secara terbuka mempromosikan supremasi kulit putih. 

Sementara itu, Salib St. George kerap digunakan oleh hooligan sepak bola Inggris dan kelompok ekstremis kanan. Karena sejarah tersebut, sebagian warga melihat pengibaran bendera sebagai bentuk patriotisme, sementara yang lain, terutama komunitas migran, merasa khawatir menjadi sasaran.

“Kekhawatirannya adalah kalau gerakan ini meningkat, bisa berubah menjadi sesuatu yang lain. Sangat mengkhawatirkan ketika nasionalisme mengambil nada yang berbeda,” ujar Stanley Oronsaye, pekerja hotel asal Nigeria. 

Sebaliknya, Jason, warga Tower Hamlets, justru mendukung.

“Bendera ini untuk mengembalikan budaya Inggris. Sekarang kita melihat lebih banyak budaya lain daripada budaya kita sendiri,” katanya.

Ketegangan makin memanas setelah seorang pencari suaka asal Etiopia dituduh melakukan penyerangan seksual bulan lalu. Kasus ini memicu kemarahan publik, menyusul kerusuhan musim panas lalu yang menargetkan pencari suaka dan minoritas etnis, yang dipicu kabar salah di media sosial.

Perdana Menteri Keir Starmer menegaskan, bendera adalah simbol warisan dan nilai bangsa, tetapi mengingatkan bahwa ada pihak yang memanfaatkannya untuk memecah belah. Beberapa dewan, termasuk Tower Hamlets, menurunkan bendera dengan alasan keamanan. 

“Kami tahu ada pihak dari luar wilayah yang mencoba menimbulkan perpecahan,” kata pihak dewan.

Gerakan ini juga mendapat dukungan sejumlah tokoh sayap kanan, seperti Nigel Farage dan politisi Konservatif Robert Jenrick, yang menyebut dewan penurun bendera sebagai “dewan yang membenci Inggris”. 

Miliarder Elon Musk ikut berkomentar lewat platform X dengan memposting gambar bendera Inggris dan menulis, “Stand proud, Britain.”rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA