Demonstrasi terbesar terjadi di Tel Aviv, di "Hostage Square", dihadiri hingga setengah juta orang, angka yang digolongkan sangat masif menurut standar Israel.
Mengutip laporan
Reuters, protes ini dipicu oleh keputusan pemerintah Israel yang memberi lampu hijau bagi militer untuk menguasai Gaza City, ibu kota Gaza, yang dianggap berisiko besar terhadap keselamatan para sandera Hamas.
Hingga kini, 50 sandera diyakini masih ditahan, dengan sekitar 20 orang diperkirakan masih hidup.
“Lebih dari 1 juta orang berpartisipasi dalam ratusan aksi di seluruh negeri,” demikian pernyataan keluarga sandera yang mendeklarasikan aksi nasional bertajuk Israel on Hold Day.
Mereka menyerukan mogok kerja nasional sebagai bentuk solidaritas untuk mendesak pembebasan sandera.
Namun, Netanyahu menolak tekanan publik tersebut dan menegaskan bahwa berakhirnya perang tidak mungkin terjadi jika Hamas masih ada.
“Mereka yang menyerukan diakhirinya perang tanpa kekalahan Hamas justru memperkeras posisi Hamas dan membuat pembebasan sandera semakin tidak mungkin,” ujarnya.
Rencana operasi militer di Gaza City memicu kekhawatiran luas, baik dari risiko kemanusiaan maupun posisi tawar terhadap Hamas.
Menteri Kabinet Keamanan Eli Cohen mengungkapkan operasi tersebut mencakup evakuasi paksa hingga satu juta warga sipil Palestina dalam waktu enam hingga delapan minggu sebelum serangan penuh.
Namun ia mendorong agar percepatan dilakukan dalam dua hingga tiga minggu.
Hamas sendiri mengecam rencana ini sebagai awal dari gelombang baru genosida brutal.
BERITA TERKAIT: