Perdana Menteri Vietnam, Pham Minh Chinh telah memerintahkan Kementerian Perindustrian dan Perdagangan untuk melanjutkan negosiasi tersebut.
Mengutip
Xinhua pada Rabu, 13 Agustus 2025, langkah ini ditempuh menyusul kebijakan Washington yang sejak awal Agustus menurunkan tarif produk Vietnam menjadi 20 persen dari sebelumnya 46 persen.
Meski demikian, angka tersebut masih lebih tinggi dibandingkan tarif yang dikenakan terhadap negara Asia Tenggara lainnya.
Indonesia, Malaysia, Thailand, Kamboja, dan Filipina hanya dikenai tarif 19 persen, sementara Singapura menikmati tarif terendah yakni 10 persen.
Sebelumnya sebagai imbalan atas penurunan tarif, Vietnam dan negara-negara Asia Tenggara lainnya berkomitmen menghapus hambatan tarif dan non-tarif, serta meningkatkan pembelian produk asal AS.
Sementara di kawasan Asia Timur, Jepang dan Korea Selatan dikenai tarif 15 persen. Sementara itu, produk asal China, rival ekonomi utama AS, menghadapi tarif lebih tinggi yakni 30 persen.
BERITA TERKAIT: