Di Komune Lien Huong, misalnya, petani bernama Nguyen Van Hau hanya bisa pasrah melihat kebun anggurnya seluas 5.000 meter persegi terendam banjir padahal panen tinggal 10 hari lagi. Ia tadinya memperkirakan bisa memanen sekitar 5 ton anggur dengan harga 45.000-50.000 Dong per kilogram. Namun semuanya hilang akibat terendam lama. Total kerugiannya diperkirakan lebih dari 220 juta dong (sekitar Rp146 juta).
“Anggurnya tidak cukup manis dan busuk. Tidak ada satu pun yang tersisa untuk dimakan. Saya berencana menggunakan uang panen untuk Idul Fitri, tapi sekarang saya tidak punya apa-apa,” keluh Hau, dikutip dari Fresh Plaza, Rabu 10 Desember 2025.
Tak hanya anggur, kebun bawangnya seluas 10.000 meter persegi juga tertimbun sedimen hingga setebal satu meter. Ia mengatakan air mulai memasuki lahannya pada 4 Desember, hanya beberapa jam setelah menerima pemberitahuan bahwa Danau Phan Dung akan melepaskan air.
“Beberapa bulan ini hujan terus. Banjir membuat orang-orang kehilangan seluruh hasil kerja mereka,” ujarnya.
Pemerintah daerah mencatat total 4.128 hektare lahan pertanian terdampak, dengan kerugian sementara diperkirakan mencapai 113 miliar Dong (sekitar Rp75 miliar).
Kerugian besar juga dialami petani buah naga. Direktur Koperasi Buah Naga Mai Huong, Nguyen Anh Mai, mengatakan 20 hektare lahan produksi mereka ikut terendam, menyebabkan sekitar 20 ton buah rusak dan tak bisa dijual. Dengan harga pasar saat ini, banyak rumah tangga kehilangan 400-500 juta Dong. Butuh sekitar enam bulan untuk pulih.
“Yang paling dibutuhkan sekarang adalah bantuan modal bagi petani sesuai angka kerugian agar mereka bisa menanam kembali,” ujar Mai.
Di Komune Ham Thuan Nam, banjir memaksa para petani melakukan panen darurat. Mereka memanen buah sambil meraba-raba dalam air keruh tanpa jarak pandang. Sekitar 80 persen hasil panen berhasil diselamatkan hari itu, tetapi kondisi menjadi sangat berbahaya karena tinggi air melebihi dua meter.
Tak semua petani seberuntung itu. Di kota Lap Nghia, kebun seluas 5.000 meter persegi tenggelam sebelum buah mencapai matang, menyebabkan kerugian sekitar 80 juta Dong.
Pihak berwenang mengatakan banjir dipicu kombinasi hujan ekstrem dan luapan bendungan. Air kini mulai surut, dan proses penilaian kerusakan sedang dilakukan.
BERITA TERKAIT: