Ribuan warga dievakuasi, ratusan penerbangan dibatalkan, dan sekolah-sekolah ditutup sebagai langkah antisipasi.
Badan Meteorologi Pusat Taiwan menyebut Topan Podul sebagai badai berkekuatan sedang dengan hembusan angin mencapai 191 km/jam.
Pusat badai bergerak menuju Kota Taitung di tenggara Taiwan dan diperkirakan mendarat pada sore hari.
“Angin kencang dari topan diperkirakan terjadi. Segera berlindung,” bunyi peringatan pesan teks yang dikirimkan kepada pengguna ponsel di beberapa wilayah Taitung pada dini hari, seperti dimuat
Reuters.
Pihak berwenang juga mengingatkan potensi hembusan angin di atas 150 km/jam dalam beberapa jam ke depan.
Sebanyak sembilan kota dan kabupaten, termasuk Kaohsiung dan Tainan, mengumumkan penghentian kegiatan belajar-mengajar.
Sementara itu, ibu kota Taipei, pusat pasar keuangan Taiwan, dilaporkan tidak terdampak langsung.
Pemerintah Taiwan mengevakuasi hampir 5.000 orang, termasuk warga yang rumahnya masih rusak akibat topan sebelumnya pada Juli lalu.
“Kami berupaya memastikan semua warga di daerah rawan sudah berada di lokasi aman,” ujar pejabat setempat.
Semua penerbangan domestik dibatalkan pada 13 Agustus. Dua maskapai besar Taiwan, China Airlines dan EVA Air, turut membatalkan sejumlah penerbangan internasional.
Setelah mencapai daratan, Podul diperkirakan akan bergerak ke pesisir barat Taiwan yang padat penduduk, sebelum melanjutkan perjalanan menuju Provinsi Fujian, Tiongkok, pada akhir pekan ini.
Badan Meteorologi Pusat memperkirakan curah hujan hingga 600 milimeter di wilayah pegunungan selatan dalam beberapa hari ke depan.
Kondisi ini dikhawatirkan memicu tanah longsor dan banjir, mengingat pada awal Agustus lalu, hujan ekstrem di wilayah yang sama telah menewaskan empat orang.
BERITA TERKAIT: