Dalam pernyataan terbarunya di platform X, Medvedev menyebut ultimatum Trump terlalu dramatis dan menegaskan bahwa Moskow tidak terpengaruh.
“Trump mengeluarkan ultimatum dramatis kepada Kremlin. Dunia bergidik, mengantisipasi konsekuensinya,” tulis Medvedev, seperti dimuat AFP pada Selasa, 15 Juli 2025.
Ia kemudian menggambarkan ketidakpedulian Rusia terhadap sikap keras Trump dengan nada sarkastik.
“Eropa yang agresif kecewa. Rusia tidak peduli," ungkapnya.
Komentar Medvedev datang sehari setelah Trump mengumumkan akan mengirim senjata baru ke Ukraina dan memberikan tenggat waktu 50 hari bagi Moskow untuk menyetujui kesepakatan damai.
Jika tidak, Trump mengancam akan menjatuhkan sanksi keras terhadap negara-negara yang membeli ekspor Rusia, termasuk energi.
Langkah keras Trump itu memicu respons beragam dari berbagai pihak. Di satu sisi, beberapa negara NATO menyambut langkah tersebut sebagai bentuk dukungan lebih kuat terhadap Ukraina.
Namun di sisi lain, Rusia menganggapnya sebagai tekanan sepihak yang tidak akan membuahkan hasil.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov, memberikan tanggapan yang lebih diplomatis, tetapi menegaskan keberatan Rusia terhadap pendekatan ultimatum.
“Kami siap untuk bernegosiasi. Tetapi kami tidak menerima pendekatan berdasarkan ultimatum. Itu bukan cara berbicara dengan Rusia," kata Ryabkov.
BERITA TERKAIT: