Banjir Bandang Texas Tewaskan 43 Orang, Puluhan Masih Hilang

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/hani-fatunnisa-1'>HANI FATUNNISA</a>
LAPORAN: HANI FATUNNISA
  • Minggu, 06 Juli 2025, 10:25 WIB
Banjir Bandang Texas Tewaskan 43 Orang, Puluhan Masih Hilang
Pemandangan drone kendaraan yang sebagian terendam banjir setelah hujan deras yang mengakibatkan banjir bandang di sepanjang Sungai Guadalupe di San Angelo, Texas, AS, 4 Juni 2025/Net
rmol news logo Sebanyak 43 orang, termasuk 15 anak-anak, tewas dalam banjir bandang dahsyat yang melanda Texas bagian tengah dalam beberapa hari terakhir. 

Otoritas masih melakukan pencarian terhadap puluhan orang yang dilaporkan hilang di tengah bencana yang digambarkan sebagai salah satu yang terparah dalam beberapa tahun terakhir.

Banjir mendadak terjadi setelah hujan deras mengguyur daerah sekitar Sungai Guadalupe, sekitar 137 km barat laut San Antonio. Ketinggian air sungai dilaporkan naik hingga 29 kaki (8,8 meter) dalam waktu kurang dari dua jam.

“Kami tahu bahwa sungai akan meluap, tetapi tidak ada yang menyangka ini akan terjadi,” ujar Hakim Daerah Kerr, Rob Kelly, seperti dikutip dari Reuters pada Minggu, 6 Juli 2025. 

Lebih dari 850 orang berhasil diselamatkan, termasuk beberapa yang ditemukan berpegangan pada pohon di tengah arus deras. 

Namun, banyak lainnya masih belum ditemukan, termasuk 27 anak perempuan dari Camp Mystic, sebuah perkemahan musim panas di daerah Kerrville.

“Kami melihat ini dalam dua cara: yang disebut orang hilang yang diketahui, yaitu 27. Kami tidak akan menyebutkan angka di sisi lain karena kami tidak tahu,” kata Dalton Rice, Manajer Kota Kerrville, dalam konferensi pers Sabtu malam.

Sheriff Kerr County, Larry Leitha, menyebutkan bahwa dari 43 korban tewas, 17 belum berhasil diidentifikasi. Lima di antaranya adalah anak-anak.

Texas Hill Country, wilayah pedesaan yang dikenal sebagai tujuan wisata dan tempat berkemah, menjadi pusat kehancuran. Banyak pengunjung berada di area itu untuk merayakan Hari Kemerdekaan 4 Juli ketika banjir menghantam.

“Kami tidak tahu berapa banyak orang yang berada di tenda-tenda di pinggir sungai, di trailer kecil, atau rumah sewaan,” kata Letnan Gubernur Texas Dan Patrick di Fox News Live.

Patrick juga mengonfirmasi bahwa Camp Mystic sedang menampung sekitar 700 anak perempuan saat kejadian. Sementara itu, pemilik Camp Heart O’ the Hills, Jane Ragsdale, turut menjadi korban banjir.

Di kota Comfort, 64 km dari Camp Mystic, pohon-pohon raksasa tercabut, jalan-jalan terhalang, dan mobil-mobil tersapu arus. Seorang saksi mata dari Pennsylvania, Tonia Fucci, menggambarkan kehancuran yang ia lihat.

“Benar-benar mengejutkan. Saya masih terkejut hari ini. Anda tahu ada begitu banyak anak dan orang hilang. Anda hanya ingin mereka ditemukan demi keluarga. Namun, ini tidak akan menjadi akhir yang baik," ujarnya. 

Gubernur Texas Greg Abbott telah meminta Presiden Donald Trump untuk menandatangani deklarasi bencana federal guna membuka bantuan darurat bagi korban terdampak. Menteri Keamanan Dalam Negeri Kristi Noem memastikan permintaan tersebut akan dipenuhi.

Trump sendiri menyampaikan belasungkawa lewat media sosial.

“Kami dan Melania berdoa untuk para korban. Para Responden Pertama Berani kami berada di lokasi dan melakukan yang terbaik,” jata dia.

Namun, tanggapan terhadap bencana ini memunculkan kritik terhadap sistem peringatan dini yang dinilai lemah. Mantan Direktur Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA), Rick Spinrad, menyebut pemangkasan staf besar-besaran di Badan Cuaca Nasional berkontribusi pada lemahnya prakiraan.

“Kemampuan masyarakat untuk bersiap menghadapi badai ini terganggu. Tidak diragukan lagi itu berarti akan ada lebih banyak nyawa yang hilang,” ungkapnya. 

Badan Cuaca Nasional menyatakan keadaan darurat telah berakhir di Kabupaten Kerr, tetapi peringatan banjir tetap berlaku hingga pukul 7 malam waktu setempat untuk wilayah sekitarnya.

Video dan laporan dari media lokal menunjukkan skala kerusakan yang besar dari rumah-rumah yang tersapu air, panggung-panggung beton yang kosong, hingga puing-puing berserakan di sepanjang sungai. 

Tim penyelamat masih berjibaku mengevakuasi warga dari atap rumah dan pohon menggunakan helikopter serta membentuk rantai manusia untuk menarik korban dari arus deras.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA