Pernyataan ini termuat dalam Komunike Bersama setelah pertemuan antara Menteri Luar Negeri Maroko, Nasser Bourita, dan Menteri Luar Negeri Panama, Javier Martínez-Acha Vásquez di Rabat.
Dalam konferensi pers usai pertemuan, Menlu Panama menegaskan bahwa, prakarsa otonomi yang diajukan oleh Maroko pada tahun 2007 harus menjadi satu-satunya solusi untuk masa depan, sambil menekankan bahwa inisiatif tersebut mencerminkan jalan menuju resolusi damai dan berkelanjutan.
"Republik Panama menganggap prakarsa otonomi sebagai "dasar yang paling serius, kredibel, dan realistis untuk menyelesaikan sengketa regional" atas Sahara Maroko," ungkap pernyataan tersebut, seperti dikutip redaksi pada Senin, 23 Juni 2025.
Dukungan Panama terhadap rencana Maroko datang beberapa bulan setelah negara Amerika Tengah tersebut secara resmi memutuskan semua hubungan dengan entitas separatis yang menyebut dirinya Republik Demokratis Arab Sahrawi atau SADR, pada November 2024.
Lebih lanjut, dalam komunike bersama, kedua negara juga menegaskan kembali komitmen mereka terhadap kesucian prinsip kedaulatan dan integritas teritorial, memperkuat posisi Maroko di panggung diplomatik internasional dalam menghadapi sengketa lama atas wilayah Sahara.
Prakarsa otonomi yang diusulkan Maroko sejak 2007 telah mendapatkan dukungan dari berbagai negara dan organisasi internasional sebagai pendekatan damai yang inklusif untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama puluhan tahun.
Dukungan Panama menjadi salah satu bukti semakin meningkatnya legitimasi internasional terhadap solusi yang ditawarkan oleh Rabat.
Pertemuan ini juga menjadi langkah lanjutan dalam mempererat hubungan bilateral Maroko dan Panama, mencerminkan kerja sama yang kian erat dalam isu-isu regional dan global.
BERITA TERKAIT: