Pakistan Nominasikan Trump untuk Raih Nobel Perdamaian

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/hani-fatunnisa-1'>HANI FATUNNISA</a>
LAPORAN: HANI FATUNNISA
  • Minggu, 22 Juni 2025, 10:52 WIB
Pakistan Nominasikan Trump untuk Raih Nobel Perdamaian
Presiden AS, Donald Trump/Net
rmol news logo Pemerintah Pakistan menyatakan akan menominasikan Presiden AS Donald Trump untuk Penghargaan Nobel Perdamaian, dengan alasan keberhasilannya dalam mencegah eskalasi konflik nuklir antara India dan Pakistan bulan lalu. 

Keputusan ini sontak memicu reaksi beragam, mulai dari pujian hingga kecaman tajam, baik di dalam negeri maupun di tingkat internasional.

Pakistan memuji kenegarawanan dan pandangan strategis Trump atas peran diplomatiknya dalam mendinginkan konflik berdarah antara dua negara bersenjata nuklir tersebut.

“Presiden Trump menunjukkan pandangan ke depan yang strategis dan kenegarawanan yang luar biasa melalui keterlibatan diplomatik yang kuat dengan Islamabad dan New Delhi, yang meredakan situasi yang memburuk dengan cepat,” demikian pernyataan pemerintah Pakistan, seperti dikutip dari Anadolu Ajansi pada Minggu, 22 Juni 2025.

Krisis antara India dan Pakistan yang berlangsung selama empat hari pada Mei lalu, yang memicu ketakutan akan perang terbuka dan diakhiri dengan pengumuman mengejutkan dari Trump tentang gencatan senjata. 

Sejak itu, Trump mengklaim bahwa dirinya telah mencegah perang nuklir dan menyelamatkan jutaan nyawa.

Namun India membantah keterlibatan Washington, menyatakan bahwa perjanjian gencatan senjata adalah hasil dari kesepakatan bilateral antar militer.

“India tidak dan tidak akan pernah menerima mediasi dalam perselisihannya dengan Pakistan,” tegas pemerintah India setelah panggilan telepon antara Perdana Menteri Narendra Modi dan Trump pekan lalu.

Beberapa analis Pakistan percaya bahwa langkah pencalonan ini adalah bagian dari strategi Islamabad untuk mencegah keterlibatan militer Trump dalam konflik Israel-Iran yang sedang berlangsung.

“Jika ini memuaskan ego Trump, biarlah. Trump baik untuk Pakistan. Semua pemimpin Eropa telah menjilatnya habis-habisan," ujar Mushahid Hussain, mantan ketua Komite Pertahanan Senat Pakistan.

Namun, tak semua pihak di Pakistan menyambut baik langkah ini. Banyak yang mempertanyakan kelayakan Trump sebagai penerima Hadiah Nobel Perdamaian, terutama karena dukungannya terhadap perang Israel di Gaza dan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran.

"Sugar daddy Israel di Gaza dan pendukung serangannya terhadap Iran bukanlah kandidat untuk hadiah apa pun,” kritik Talat Hussain, pembawa acara politik kenamaan Pakistan.

Trump sendiri telah berulang kali menyuarakan keinginannya untuk menerima Hadiah Nobel Perdamaian, menyebut dirinya sebagai penyelesai konflik dunia yang tidak mendapat pengakuan. 

“Saya tidak akan mendapatkan Hadiah Nobel Perdamaian apa pun yang saya lakukan,” seraya menyebut daftar konflik yang diklaim telah ia selesaikan, termasuk kesepakatan Abraham dan konflik India-Pakistan.

Langkah nominasi ini juga bertepatan dengan kunjungan Marsekal Lapangan Asim Munir, kepala angkatan darat Pakistan, ke Gedung Putih,pertemuan langka yang menyoroti kedekatan hubungan keamanan antara kedua negara.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA