Thunberg dan aktor Irlandia Liam Cunningham ikut serta dalam kapal Madleen, yang dikoordinasikan oleh Freedom Flotilla Coalition (FFC).
Kapal ini berangkat dari Sisilia pada Minggu, 1 Mei 2025 dengan membawa bantuan kemanusiaan, bertujuan menantang blokade Israel atas Gaza yang telah berlangsung selama 20 bulan.
Namun hanya beberapa jam setelah keberangkatan, tokoh pro-Israel termasuk Senator AS Lindsey Graham menyuarakan ancaman terbuka.
Dalam unggahannya di media sosial, Graham berharap Greta dan tim dalam misi kemanusiaan tersebut bisa berenang. Pernyataan ini menuai kecaman luas dan dianggap sebagai hasutan kekerasan.
"Semoga Greta dan teman-temannya bisa berenang!" tulis Graham, seperti dimuat
New Arab pada Selasa, 3 Juni 2025.
Sebelumnya, Graham juga sempat menyarankan penggunaan senjata nuklir oleh Israel terhadap Gaza.
Pihak FFC mengonfirmasi bahwa armada ini dilengkapi pelacak langsung dari Forensic Architecture, berbasis di Inggris, untuk merekam rute perjalanan dan segala bentuk intervensi yang mungkin terjadi.
Ancaman ini mencuat setelah insiden pada 2 Mei lalu, ketika kapal bantuan Conscience diserang oleh dua drone Israel di perairan internasional dekat Malta. Serangan tersebut menyebabkan kerusakan berat dan melukai empat awak, namun tak menimbulkan korban jiwa.
"Pesawat tanpa awak Israel menyerang kapal bantuan sipil kami, mustahil untuk tidak mengharapkan kekerasan dari pendudukan ilegal yang melakukan genosida dan pembersihan etnis terhadap rakyat Palestina di Gaza," ujar Hay Sha Wiya, juru bicara FFC.
Ia menambahkan bahwa mereka belum menerima ancaman langsung, tetapi berkomitmen untuk terus melanjutkan misi.
"Kami adalah kolektif internasional, dunia lain mungkin terjadi," kata dia.
Sementara itu, kekhawatiran global terus meningkat seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Gaza. Pada Minggu yang sama, serangan Israel menewaskan 31 warga Palestina dan melukai lebih dari 200 lainnya di dua lokasi distribusi bantuan.
Greta Thunberg, yang selama ini dikenal atas advokasinya dalam krisis iklim, menegaskan komitmennya pada keadilan kemanusiaan.
"Betapapun berbahayanya misi ini, itu tidak lebih berbahaya daripada diamnya dunia dalam menghadapi genosida" tegasnya.
BERITA TERKAIT: