Israel Culik Greta Thunberg saat Cegat Freedom Flotilla

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/hani-fatunnisa-1'>HANI FATUNNISA</a>
LAPORAN: HANI FATUNNISA
  • Senin, 09 Juni 2025, 09:58 WIB
Israel Culik Greta Thunberg saat Cegat Freedom Flotilla
Greta Thunberg/Net
rmol news logo Aktivis lingkungan asal Swedia, Greta Thunberg, mengklaim bahwa dirinya telah diculik oleh pasukan Israel saat berada di atas kapal bantuan kemanusiaan yang menuju ke Gaza. 

Dalam sebuah video yang kini viral, Thunberg menyatakan bahwa kapal mereka telah dicegat di perairan internasional.

“Jika Anda melihat video ini, kami telah dicegat dan diculik di perairan internasional,” ujar Thunberg dalam video yang dirilis oleh Freedom Flotilla Coalition (FFC), organisasi penyelenggara misi kemanusiaan tersebut.

Kapal bernama Madleen yang ditumpangi Thunberg dan aktivis lainnya kehilangan kontak pada Minggu sore waktu setempat, 8 Juni 2025 setelah pasukan Israel dikabarkan menaiki kapal tersebut. 

FFC mengumumkan melalui Telegram bahwa komunikasi terakhir menunjukkan tentara Israel telah menaiki kapal tersebut.

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz sebelumnya dilaporkan telah memerintahkan militer untuk menghentikan kapal pesiar Madleen yang membawa sejumlah aktivis pro-Palestina, termasuk Greta Thunberg. 

Kapal tersebut sedang dalam perjalanan menuju Jalur Gaza untuk menantang blokade laut yang diberlakukan Israel.

Kapal ini membawa bantuan simbolis berupa beras dan susu formula bayi serta 12 awak, termasuk Thunberg dan anggota Parlemen Eropa asal Prancis, Rima Hassan.

Dalam pernyataannya, Menteri Katz menegaskan bahwa Israel tidak akan membiarkan kapal tersebut menembus blokade.

"Saya menginstruksikan IDF untuk bertindak agar Madleen tidak mencapai Gaza. Kepada Greta yang antisemit dan teman-temannya yang menyebarkan propaganda Hamas, saya katakan dengan jelas: Sebaiknya kalian kembali, karena kalian tidak akan mencapai Gaza," tegasnya, seperti dimuat AFP

Katz menegaskan bahwa blokade laut Gaza merupakan bagian dari strategi keamanan nasional Israel untuk mencegah masuknya senjata ke wilayah yang dikuasai Hamas.

"Negara Israel tidak akan mengizinkan siapa pun untuk mematahkan blokade laut di Gaza, yang tujuan utamanya adalah untuk mencegah pengiriman senjata ke Hamas," ujarnya.

Sebaliknya, Greta Thunberg menyatakan keikutsertaannya dalam misi ini sebagai bentuk protes terhadap pengepungan ilegal Israel dan penderitaan warga sipil Gaza.

"Saya bergabung dalam pelayaran ini untuk menentang pengepungan ilegal Israel dan meningkatnya kejahatan perang di Gaza. Kami ingin menyoroti kebutuhan mendesak akan bantuan kemanusiaan," ujar Thunberg, yang sebelumnya telah membantah tuduhan antisemitisme dari pihak Israel.

Petugas pers FFC, Hay Sha Wiya, menyatakan bahwa kru Madleen menyadari risiko misi tersebut dan tengah bersiap menghadapi kemungkinan pencegatan oleh militer Israel.

"Kami sedang mempersiapkan kemungkinan pencegatan," kata dia.

Misi kemanusiaan semacam ini bukan yang pertama. Pada 2010, insiden berdarah terjadi saat pasukan komando Israel menaiki kapal Mavi Marmara yang memimpin armada menuju Gaza, menewaskan 10 aktivis dan memicu kecaman internasional.

Kondisi di Gaza tetap kritis sejak pecahnya perang antara Israel dan Hamas pada Oktober 2023, yang telah menewaskan lebih dari 54.000 warga Palestina dan menyebabkan kehancuran besar-besaran. 

PBB memperingatkan bahwa mayoritas dari 2,3 juta penduduk Gaza kini menghadapi ancaman kelaparan.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA