Sebanyak 133 kardinal dari seluruh dunia berkumpul untuk menentukan pemimpin baru Gereja Katolik setelah wafatnya Paus Fransiskus pada 21 April lalu, yang telah memimpin sejak 2013.
Proses pemilihan paus yang dilakukan secara tertutup ini tidak memiliki tenggat waktu yang pasti. Sejarah mencatat, konklaf pernah berlangsung hingga bertahun-tahun, walau konklaf modern biasanya hanya memakan waktu beberapa hari.
Paus baru akan diumumkan dengan munculnya asap putih dari Kapel Sistina, tanda telah tercapai kesepakatan dua pertiga suara dari para kardinal.
Meski pemilihan dilakukan di balik pintu tertutup, hal itu tidak menghentikan bursa taruhan global memprediksi siapa yang paling berpeluang menduduki takhta tertinggi Gereja Katolik.
Berikut daftar lima besar kandidat favorit menurut tiga pasar prediksi utama:
1. Kardinal Pietro Parolin
Polymarket: 28 persen | Kalshi: 30 persen | OddsChecker: 29 persen
2. Kardinal Luis Antonio Tagle
Polymarket: 20 persen | Kalshi: 22 persen | OddsChecker: 23 persen
3. Kardinal Pierbattista Pizzaballa
Polymarket: 9 persen | Kalshi: 11 persen | OddsChecker: 13 persen
4. Kardinal Matteo Zuppi
Polymarket: 10 persen | Kalshi: 10 persen | OddsChecker: 13 persen
5. Kardinal Peter Erdo
Polymarket: 8 persen | Kalshi: 8 persen | OddsChecker: 9 persen
Menjelang konklaf, sejumlah kardinal berbicara mengenai suasana batin dan harapan mereka.
Kardinal Vincent Nichols, Uskup Agung Westminster, kepada The Times menyampaikan bahwa ketika konklaf dimulai, lebih banyak doa yang dipanjatkan agar bisa mendapat petunjuk.
"Saya harus cukup tenang di dalam diri saya untuk menangkap resonansi dari apa yang dikatakan," ujarnya.
Sementara itu, Kardinal Giovanni Battista Re, dekan Dewan Kardinal, mengingatkan pentingnya peran gereja di era modern.
“Dunia saat ini mengharapkan banyak hal dari gereja terkait perlindungan nilai-nilai dasar kemanusiaan dan spiritual yang tanpanya koeksistensi manusia tidak akan menjadi lebih baik atau membawa kebaikan bagi generasi mendatang,” ujarnya sebelum konklaf dimulai.
Para kardinal dijadwalkan melanjutkan Konklaf pada Kamis, 8 Mei 2025, sementara miliaran umat Katolik di seluruh dunia menantikan tanda asap putih yang menandai lahirnya pemimpin baru Gereja Katolik.
BERITA TERKAIT: